Siapa yang belum pernah mendengar istilah baper? Entah saat nongkrong sama teman, scroll media sosial, atau lagi nonton drakor, istilah ini sering banget muncul. Tapi, sebenarnya apa sih baper itu? Dan gimana cara kita tahu kalau kita atau orang lain gampang baper? Tenang, artikel ini akan membahas semuanya dengan gaya santai, tapi tetap informatif.
Apa Itu Baper?
Kata “baper” berasal dari singkatan bawa perasaan. Simpelnya, itu kondisi ketika seseorang terlalu melibatkan perasaan dalam menghadapi suatu situasi. Misalnya, ada teman yang bercanda, tapi kamu malah tersinggung sampai merasa dunia mau runtuh. Nah, itu namanya bawa perasaan!
Menurut psikolog Dr. Susan Krauss Whitbourne, keterlibatan emosi dalam interaksi sehari-hari sebenarnya normal. Namun, jika berlebihan, ini bisa menjadi tanda kamu terlalu sensitif atau kurang mampu mengelola emosi.
Ciri-Ciri Orang Gampang Baper
Kenapa penting tahu ciri-ciri orang yang gampang baper? Karena dengan mengenali tanda-tandanya, kita bisa lebih memahami diri sendiri dan orang lain. Yuk, simak ciri-cirinya!
1. Mudah Tersinggung
Orang yang gampang baper biasanya cepat tersinggung, bahkan dengan hal-hal kecil. Misalnya, teman bilang, “Kamu kok hari ini pucat?” Padahal maksudnya perhatian, tapi kamu langsung mikir, “Apa dia nyindir aku jelek?”
Tips: Jangan buru-buru mengartikan sesuatu secara negatif. Terkadang, orang lain hanya bermaksud baik.
2. Overthinking
Apakah kamu suka memikirkan sesuatu secara berlebihan? Misalnya, teman nggak balas chat kamu, dan langsung kepikiran, “Dia marah sama aku, ya?” Ini salah satu tanda yang paling umum.
Menurut Dr. Daniel Amen, overthinking dapat meningkatkan stres dan membuat seseorang sulit berpikir jernih.
3. Sering Merasa Dikritik
Orang yang gampang baper cenderung merasa semua komentar orang lain seperti kritik. Padahal, bisa jadi itu cuma masukan biasa. Misalnya, saat bos bilang, “Presentasi kamu tadi kurang rapi.” Alih-alih memperbaiki, kamu malah sedih seharian.
Penyebab Seseorang Gampang Baper
Tentu saja, ini nggak muncul begitu saja. Ada beberapa faktor yang bisa bikin seseorang lebih gampang bawa perasaan dibanding orang lain.
1. Faktor Kepribadian
Ada orang yang memang lebih sensitif secara alami. Menurut penelitian yang diterbitkan di Journal of Personality and Social Psychology, sekitar 15-20% manusia memiliki kepribadian highly sensitive person (HSP).
2. Trauma Masa Lalu
Pengalaman buruk di masa lalu juga bisa memengaruhi cara seseorang merespons situasi. Misalnya, pernah di-bully atau ditinggalkan, sehingga menjadi lebih mudah tersinggung.
3. Stres dan Kelelahan
Kondisi mental yang lelah atau penuh tekanan juga bisa membuat seseorang lebih emosional. Pernah nggak kamu merasa lebih mudah marah atau sedih saat sedang capek banget?
Dampak Baper yang Berlebihan
Jangan anggap remeh, ya. Kalau dibiarkan, sifat ini terlalu berlebihan bisa berdampak negatif pada kehidupan kamu.
1. Merusak Hubungan
Baper sering kali membuat seseorang salah paham dengan orang lain. Akibatnya, hubungan dengan teman, pasangan, atau keluarga jadi renggang.
2. Menurunkan Produktivitas
Saat kamu terlalu fokus pada perasaan negatif, pekerjaan atau tugas bisa terbengkalai. Hal ini juga bikin sulit konsentrasi, lho!
3. Kesehatan Mental Terganggu
Baper yang terus-menerus bisa memicu stres, kecemasan, atau bahkan depresi. Ini sudah terbukti secara ilmiah, lho.
Cara Mengatasi Baper
Jadi, gimana dong cara menghadapinya? Tenang, ada beberapa langkah sederhana yang bisa kamu coba.
1. Latih Pikiran Positif
Cobalah untuk selalu melihat sisi baik dari setiap situasi. Misalnya, kalau ada teman yang nggak balas chat, mungkin dia sedang sibuk, bukan sengaja mengabaikanmu.
2. Jangan Terlalu Berharap
Kadang, baper muncul karena ekspektasi yang terlalu tinggi. Belajarlah untuk menerima kenyataan dengan lebih santai.
3. Bicara dengan Orang Terpercaya
Kalau kamu merasa baper terus, curhatlah kepada orang yang kamu percaya. Mendengar perspektif lain bisa membantu meredakan emosi kamu.
4. Latih Pengendalian Diri
Meditasi, yoga, atau olahraga ringan bisa membantu kamu lebih tenang dan mengelola emosi dengan baik. Menurut Dr. Sarah McKay, aktivitas fisik dapat menurunkan hormon stres dan meningkatkan mood.
Kesimpulan
Sifat seperti ini memang hal yang manusiawi, tapi jangan sampai menguasai hidupmu. Dengan mengenali ciri-ciri dan penyebabnya, kamu bisa mulai mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya. Ingat, hidup ini terlalu singkat untuk dihabiskan dengan perasaan negatif. Jadi, yuk belajar lebih santai menghadapi kehidupan!
Bagaimana, sudah siap mengurangi sifat buruk ini? Kalau kamu punya pengalaman lucu soal bahasan ini, share di kolom komentar, ya! Siapa tahu cerita kamu bisa jadi inspirasi buat yang lain.