Arus Kendaraan di Puncak Cipanas Mengular, Sistem One Way Diberlakukan

Arus kendaraan di kawasan wisata Puncak, Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengalami kepadatan akibat penerapan sistem one way dari Bogor menuju Cianjur pada Selasa (2/4). Antrean kendaraan wisatawan yang mengarah ke Bogor mengular hingga dua kilometer.

Berdasarkan pantauan di lokasi, arus kendaraan dari arah Cianjur menuju Puncak ditutup di kawasan Puncak Pass, Cipanas. Kebijakan ini membuat banyak pengendara harus menunggu lama sebelum dapat melanjutkan perjalanan mereka.

Wisatawan Terhambat Hingga Berjam-jam

Sukma (48), seorang pengendara yang hendak menuju Taman Safari bersama keluarganya, mengaku telah menunggu hampir tiga jam akibat sistem buka tutup yang diberlakukan. Ia mengaku tidak mengetahui adanya rekayasa lalu lintas saat libur Lebaran hari kedua ini.

“Kalau tahu informasinya, tentunya sudah berangkat lebih pagi. Saya kira tidak ada pemberlakuan sistem satu arah dan ganjil genap selama libur Lebaran ini,” ujar Sukma saat ditemui di kawasan Puncak Pass, Cianjur.

Pengendara Motor Lebih Leluasa

Di sisi lain, beberapa pengendara sepeda motor tidak mengalami kendala berarti. Fauzi Nur Falah (30), seorang pemotor asal Bekasi, mengatakan sistem rekayasa lalu lintas yang diterapkan oleh Polres Bogor tidak berdampak signifikan bagi pengendara motor.

“Kalau pakai mobil, pasti kena one way. Tapi kalau pakai sepeda motor aman. Cuma risikonya kena hujan saja, karena cuaca di kawasan wisata Puncak tidak menentu,” ujar Fauzi.

Kebijakan Lalu Lintas di Kawasan Wisata Puncak

Penerapan sistem one way dan ganjil genap di kawasan wisata Puncak bertujuan untuk mengurai kepadatan lalu lintas yang meningkat drastis selama masa libur Lebaran. Namun, masih banyak wisatawan yang kurang mendapatkan informasi terkait kebijakan ini, sehingga terjebak dalam antrean panjang.

Pihak kepolisian mengimbau masyarakat untuk memantau perkembangan lalu lintas sebelum melakukan perjalanan dan menyesuaikan waktu keberangkatan guna menghindari kemacetan yang lebih parah. (***)