Scroll untuk baca artikel
BeritaInternasionalTeknologi

Biden Teken Perintah Eksekutif untuk Percepat Pembangunan Data Center AI di AS

×

Biden Teken Perintah Eksekutif untuk Percepat Pembangunan Data Center AI di AS

Sebarkan artikel ini
Biden Teken Perintah Eksekutif untuk Percepat Pembangunan Data Center AI di AS
Biden Teken Perintah Eksekutif untuk Percepat Pembangunan Data Center AI di AS

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, telah mengeluarkan perintah eksekutif untuk mempercepat pengembangan pusat data berbasis kecerdasan buatan (AI) di wilayah Amerika Serikat. Langkah ini bertujuan untuk memastikan posisi AS tetap unggul dalam perlombaan teknologi global, terutama dalam pengembangan AI yang dianggap akan menjadi fondasi utama teknologi masa depan.

Dalam perintah tersebut, Biden memerintahkan Departemen Pertahanan (DOD) dan Departemen Energi (DOE) untuk menyewakan lokasi federal kepada perusahaan swasta yang ingin membangun pusat data AI berskala besar, lengkap dengan fasilitas energi bersih. Selain itu, lembaga-lembaga federal diperintahkan untuk memprioritaskan dan mempercepat proses perizinan pembangunan infrastruktur data center AI.

“Kami tidak akan membiarkan Amerika kalah dalam hal teknologi yang akan menentukan masa depan,” ujar Biden dalam pernyataan resminya yang dilansir oleh The Verge.

Lonjakan Permintaan Listrik dan Tantangan Energi

Pengembangan teknologi AI memerlukan infrastruktur data center yang mengonsumsi daya sangat besar. Berdasarkan data dari Lawrence Berkeley National Laboratory (LBNL), konsumsi listrik untuk operasional data center di AS meningkat tiga kali lipat dalam satu dekade terakhir. Angka ini diproyeksikan akan melonjak hingga dua atau tiga kali lipat lagi pada tahun 2028.

Pada 2023, data center menyumbang sekitar 4,4 persen dari total konsumsi listrik AS. Angka tersebut diprediksi naik hingga 12 persen pada 2028, seiring dengan meningkatnya kebutuhan daya komputasi untuk melatih model-model AI canggih.

Meski begitu, perusahaan yang membangun data center AI di lahan federal diwajibkan menanggung semua biaya pembangunan dan pengoperasian. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa inisiatif tersebut tidak membebani konsumen dengan kenaikan harga listrik.

Selain itu, perusahaan diwajibkan menggunakan listrik dari sumber energi terbarukan, membangun infrastruktur pendukung seperti jalur transmisi, serta memastikan keamanan dari model AI yang dikembangkan. Mereka juga diminta menggunakan semikonduktor buatan Amerika guna mendukung industri lokal.

Teknologi VS Lingkungan: Seruan untuk Keberlanjutan

Langkah Biden ini menuai dukungan, tetapi juga kritik dari berbagai pihak, terutama terkait dampaknya terhadap lingkungan. Johanna Neumann, Direktur Senior di Environment America Research & Policy Center, mengingatkan pentingnya memperhatikan dampak polusi dari pengoperasian data center.

“Dalam perlombaan untuk mendominasi AI, kita tidak boleh melupakan perlombaan yang sangat nyata untuk menghentikan polusi yang menghangatkan planet kita dan membahayakan kesehatan kita,” tegas Neumann.

Ia menekankan perlunya fokus pada efisiensi operasional fasilitas komputasi dan penggunaan listrik terbarukan. Tanpa batasan tersebut, menurutnya, kebutuhan energi yang terus meningkat dapat merusak upaya transisi Amerika menuju energi bersih dan menghentikan ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Target Awal dan Tanggung Jawab Federal

Berdasarkan perintah eksekutif tersebut, Menteri Pertahanan dan Menteri Energi diharapkan mengidentifikasi setidaknya tiga lokasi untuk pembangunan data center AI di lahan federal yang mereka kelola. Tenggat waktu untuk laporan awal ditetapkan paling lambat 28 Februari 2025.

Langkah ini menjadi bagian dari upaya AS untuk tidak hanya memimpin dalam pengembangan teknologi AI, tetapi juga memastikan bahwa operasionalnya tidak mengorbankan keberlanjutan lingkungan dan keseimbangan ekonomi.

Dengan mengintegrasikan teknologi dan tanggung jawab lingkungan, pemerintahan Biden berupaya memosisikan Amerika Serikat sebagai pionir dalam inovasi teknologi yang berkelanjutan. Namun, tantangan dalam mewujudkan ambisi ini akan terus menjadi sorotan, baik dari sektor teknologi maupun lingkungan. (***)