Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, didampingi Menteri Perdagangan Budi Santoso, bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, di Kuala Lumpur pada Senin (27/1). Dalam pertemuan tersebut, kedua negara sepakat untuk memperkuat kerja sama strategis, terutama di bidang perdagangan dan investasi. Salah satu fokus utama pembahasan adalah pengelolaan industri kelapa sawit, yang menjadi komoditas unggulan kedua negara.
Menurut Menteri Perdagangan Budi Santoso, Presiden Prabowo menegaskan pentingnya kelapa sawit bagi berbagai negara yang telah dikunjungi. “Presiden Prabowo berharap kerja sama Indonesia dan Malaysia di sektor ini dapat terus ditingkatkan,” ujar Budi dalam keterangan tertulisnya pada Selasa (28/1).
Sebagai dua negara produsen terbesar kelapa sawit dunia dengan kontribusi mencapai 80 persen produksi global, kolaborasi Indonesia dan Malaysia di sektor ini diharapkan dapat mengatasi berbagai hambatan ekspor yang muncul di pasar internasional.
“Kemendag siap menindaklanjuti berbagai upaya untuk memperkuat kerja sama di sektor kelapa sawit. Indonesia berharap kolaborasi ini terus berlanjut guna menghadapi tantangan global yang menghambat ekspor kelapa sawit,” tambah Budi.
Hubungan Dagang Indonesia-Malaysia: Angka dan Tren
Malaysia merupakan mitra dagang strategis bagi Indonesia, baik sebagai tujuan ekspor maupun sumber impor. Data perdagangan Januari-November 2024 menunjukkan total nilai perdagangan kedua negara mencapai USD 21,06 miliar. Dari jumlah tersebut, ekspor Indonesia ke Malaysia mencapai USD 10,97 miliar, sementara impor Indonesia dari Malaysia sebesar USD 10,09 miliar. Dengan demikian, Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar USD 882 juta.
Sementara itu, pada 2023, total perdagangan Indonesia dan Malaysia mencapai USD 23,2 miliar. Indonesia meraih surplus dagang sebesar USD 1,7 miliar dengan nilai ekspor sebesar USD 12,5 miliar dan impor senilai USD 10,8 miliar.
Komoditas ekspor nonmigas utama Indonesia ke Malaysia pada 2023 meliputi:
- Bahan bakar mineral
- Lemak dan minyak nabati/hewan
- Kendaraan
- Besi dan baja
- Tembaga
Di sisi lain, impor nonmigas utama Indonesia dari Malaysia adalah:
- Reaktor nuklir, ketel, mesin, dan peralatan mekanis
- Plastik
- Mesin dan perlengkapan elektronik
- Bahan kimia organik
- Besi dan baja
Investasi Malaysia di Indonesia Meningkat
Malaysia juga menjadi salah satu sumber investasi asing langsung (Foreign Direct Investment, FDI) yang signifikan bagi Indonesia. Pada 2023, Malaysia tercatat sebagai sumber FDI ke-5 terbesar dengan nilai investasi mencapai USD 4,06 miliar, meningkat 21,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Investasi tersebut mencakup berbagai sektor strategis, yang diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengembangan infrastruktur di Indonesia.
Fokus Masa Depan: Perdagangan dan Investasi yang Lebih Erat
Penguatan kerja sama Indonesia-Malaysia tidak hanya terbatas pada sektor kelapa sawit, tetapi juga mencakup bidang perdagangan lainnya serta investasi lintas sektor. Dukungan dari Malaysia untuk menghadapi hambatan ekspor kelapa sawit dan peningkatan nilai investasi menjadi sinyal positif bagi hubungan bilateral kedua negara.
Melalui kemitraan strategis ini, diharapkan Indonesia dan Malaysia dapat memperkuat posisi mereka di pasar global, sekaligus meningkatkan kontribusi ekonomi masing-masing negara di kawasan Asia Tenggara.