Menanggapi persaingan ketat di industri kecerdasan buatan (AI), CEO Meta Mark Zuckerberg menegaskan bahwa perusahaan tetap berkomitmen untuk berinvestasi besar dalam teknologi AI, meskipun pasar dikejutkan oleh kemunculan DeepSeek, model AI yang menunjukkan performa tinggi dengan investasi lebih efisien.
Dalam pertemuan dengan investor pada Rabu (29/1/2025), Zuckerberg memastikan bahwa strategi jangka panjang Meta dalam pengembangan AI tidak akan berubah. Perusahaan telah mengalokasikan lebih dari 60 miliar dolar AS untuk tahun ini, dengan fokus utama pada pembangunan dan peningkatan pusat data guna memperkuat infrastruktur AI-nya.
Tanggapan Terhadap DeepSeek dan Masa Depan AI Meta
Ketika ditanya apakah kehadiran DeepSeek akan memengaruhi belanja AI Meta, Zuckerberg menegaskan bahwa investasi di bidang ini tetap menjadi prioritas. Menurutnya, Meta melayani miliaran pengguna global dan membutuhkan infrastruktur AI yang kokoh agar dapat mempertahankan keunggulan kompetitif.
Ia juga menyoroti pentingnya unit pemrosesan grafis (GPU) dalam mendukung kecerdasan buatan.
“Masih terlalu dini untuk menyimpulkan apakah inovasi DeepSeek akan mengurangi permintaan terhadap GPU, tetapi kami percaya bahwa infrastruktur ini tetap krusial untuk operasional AI di skala besar,” ujar Zuckerberg.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa kemampuan Meta dalam membangun dan mengelola infrastruktur AI akan menjadi salah satu faktor utama dalam meningkatkan kualitas layanan serta skalabilitas perusahaan.
Llama 4: Senjata Baru Meta dalam Persaingan AI
Bagian penting dari strategi AI Meta adalah pengembangan model AI generasi berikutnya, Llama 4. Model ini dirancang untuk bersaing dengan teknologi terdepan seperti ChatGPT milik OpenAI.
“Tujuan kami dengan Llama 3 adalah menghadirkan model AI open source yang mampu bersaing dengan model tertutup. Dengan Llama 4, kami ingin memimpin,” ungkap Zuckerberg.
Llama 4 diharapkan membawa peningkatan signifikan, termasuk kemampuan AI agen yang dapat mengerjakan tugas secara mandiri serta teknologi multimodal yang mampu menangani berbagai jenis masukan. Zuckerberg optimistis model ini akan menetapkan standar baru dalam industri AI dan memperkuat posisi Meta sebagai pemimpin dalam AI open source.
Transformasi AI dan Dampaknya pada Dunia Kerja
Mark Zuckerberg juga menyampaikan visinya terkait perkembangan AI pada 2025. Ia memperkirakan bahwa teknologi AI akan mampu menggantikan sebagian peran engineer tingkat menengah yang saat ini bertugas menulis kode, sehingga membawa perubahan besar dalam pendekatan pengembangan perangkat lunak di perusahaan teknologi.
Selain itu, Meta terus mengembangkan asisten AI-nya, Meta AI, yang ditargetkan dapat menjangkau lebih dari satu miliar pengguna hingga akhir tahun.
Menurut Zuckerberg, keunggulan Meta dalam AI terletak pada kemampuannya untuk menghadirkan personalisasi bagi pengguna.
“Kami percaya bahwa tidak semua orang menginginkan AI yang sama. Pengguna ingin pengalaman yang sesuai dengan konteks, minat, kepribadian, dan budaya mereka,” katanya.
Dengan investasi besar dan inovasi yang berkelanjutan, Meta menegaskan posisinya sebagai pemain utama dalam perlombaan kecerdasan buatan global. (***)