Lompat ke konten
Pemerintah Terbitkan Sukuk Global Senilai USD 275
SHARE:

Jakarta, 19 November 2024 – Pemerintah Indonesia kembali mengambil langkah strategis untuk menjaga stabilitas keuangan negara dengan menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Global senilai USD 2,75 miliar. Jika dikonversikan dengan kurs Rp 15.844 per dolar AS, nilai tersebut setara dengan Rp 43,57 triliun. Informasi ini dikonfirmasi oleh Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi (KLI) Kementerian Keuangan, Deni Surjantoro, pada hari ini, Selasa (19/11).

“Benar ada penerbitan (Sukuk Global) USD 2,75 miliar,” ujar Deni saat dikonfirmasi oleh Rusdimedia.com. Langkah ini, menurut Deni, bertujuan untuk melakukan prefunding terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2025. Kendati demikian, ia menyebut bahwa detail terkait seri yang diterbitkan dan rata-rata yield yang dimenangkan masih harus menunggu regulasi dari pasar modal. “Dan akan disampaikan via press release,” tambahnya.

Prefunding untuk Menopang Belanja Negara

Penerbitan Sukuk Global ini sejalan dengan rencana Kementerian Keuangan dalam melakukan prefunding. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya telah mengungkapkan bahwa pemerintah tengah mempertimbangkan opsi penerbitan surat utang lebih awal guna mengantisipasi kebutuhan belanja pada APBN 2025.

“Kita juga sedang membuat atau menjajaki apakah akan prefunding 2025 di mana dalam bentuk currency apa, instrumennya sukuk atau SBN,” ungkap Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI pada Rabu (13/11).

Dalam APBN 2025, pemerintah menargetkan belanja negara mencapai Rp 3.621,3 triliun. Dari jumlah tersebut, Rp 1.541,4 triliun dialokasikan untuk belanja non-Kementerian/Lembaga (K/L) dalam pos belanja pemerintah pusat. Sementara itu, target penerimaan negara ditetapkan sebesar Rp 2.996,9 triliun, dengan pendapatan pajak diharapkan mencapai Rp 2.189,3 triliun.

Defisit dan Sumber Pembiayaan

Defisit APBN 2025 diproyeksikan sebesar 2,53 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), atau senilai Rp 616,2 triliun. Untuk menutup defisit tersebut, pemerintah berencana mengandalkan pembiayaan utang senilai Rp 775,86 triliun dan non-utang sebesar Rp 159,68 triliun.

BACA JUGA  Menteri PKP Ajukan Tambahan Anggaran Rp 48,4 Triliun

Dari total pembiayaan utang, sebanyak Rp 642,56 triliun akan diperoleh melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN). Selain itu, pemerintah juga merencanakan pinjaman sebesar Rp 133,31 triliun, yang mencakup pinjaman luar negeri Rp 128,1 triliun dan pinjaman dalam negeri Rp 5,2 triliun. Pinjaman luar negeri akan dialokasikan untuk membiayai defisit APBN serta mengelola portofolio utang, sementara pinjaman dalam negeri diperuntukkan bagi proyek-proyek prioritas nasional.

Dengan penerbitan Sukuk Global ini, pemerintah berharap dapat memperkuat cadangan dana sekaligus menjaga kredibilitas Indonesia di pasar keuangan global. (***)

728x90
Berita Terkait
contoh banner
logo rusdi
Kategori Berita
Kategori Artikel
Terhubung Bersama Rusdi