Sejumlah pemilik mobil Tesla di Amerika Serikat (AS) memilih untuk mengganti emblem mobil mereka dengan merek lain seperti Toyota dan Honda. Tindakan ini dilakukan sebagai upaya menghindari aksi vandalisme yang marak terjadi akibat sentimen negatif terhadap CEO Tesla, Elon Musk. Fenomena ini menjadi sorotan setelah beberapa foto mobil Tesla “menyamar” beredar di media sosial.
Salah satu unggahan yang viral di platform X (sebelumnya Twitter) oleh akun @ali_alsama7i menunjukkan Cybertruck dengan tulisan “Toyota” di bagian belakang dan Tesla Model 3 yang emblemnya diganti menjadi Honda Civic. “Beberapa pemilik Tesla di AS menukar logo mobil mereka dengan merek-merek seperti Honda atau Mazda untuk menghindari vandalisme dan memprotes sikap politik Elon Musk,” tulis akun tersebut, Kamis (6/3).
Aksi vandalisme terhadap mobil Tesla semakin meningkat seiring dengan gelombang protes terhadap Musk, yang dinilai banyak pihak mendukung kebijakan politik sayap kanan. Demonstrasi anti-Musk telah terjadi di berbagai kota di AS dan Eropa, dengan para pengunjuk rasa memboikot Tesla, merusak kendaraan, dan mengkritik dukungan Musk terhadap mantan Presiden Donald Trump serta sindirannya terhadap pemimpin Eropa.
Protes dan Vandalisme: Imbas Sikap Politik Elon Musk
Mobil-mobil Tesla menjadi sasaran aksi vandalisme setelah beberapa gestur Musk ditafsirkan sebagai penghormatan terhadap ideologi ekstrem. Di Eropa, para pengunjuk rasa bahkan memproyeksikan gambar Adolf Hitler ke pabrik Tesla di Berlin sebagai bentuk protes atas sikap politik Musk.
Baru-baru ini, aksi demonstrasi ricuh terjadi di depan dealer Tesla di New York City. Ratusan orang turun ke jalan memprotes peran Musk dalam pemangkasan besar-besaran tenaga kerja federal atas perintah Trump. Demonstrasi ini merupakan bagian dari gerakan “Tesla Takedown” yang menyebar di seluruh AS.
Menurut Reuters, kerumunan pengunjuk rasa juga memblokir showroom Tesla di Jacksonville, Florida, dan Tucson, Arizona. Mereka membawa spanduk bertuliskan “Bakar Tesla: Selamatkan Demokrasi” dan “Tidak Ada Diktator di AS.”
Reaksi Netizen: Dari Simpati hingga Sindiran
Fenomena penggantian logo Tesla ini juga ramai dibahas di Reddit. Seorang pengguna berkomentar, “Seseorang takut mobilnya dirusak.” Pengguna lain menambahkan, “Bayangkan jika Anda sangat malu mengendarai Tesla, Anda hanya perlu mengganti merek?”
Para pengguna Reddit berteori bahwa pemilik Tesla berusaha menjauhkan diri dari Musk karena hubungannya dengan kelompok politik sayap kanan dan perannya di Departemen Efisiensi Pemerintahan Trump. “Ini adalah bentuk protes diam-diam terhadap sikap politik Musk yang kontroversial,” tulis salah satu pengguna.
Musk dan Kontroversi Politik
Elon Musk, selain dikenal sebagai CEO Tesla, juga menjabat sebagai Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) di era pemerintahan Trump. Kebijakan-kebijakannya, termasuk pemangkasan tenaga kerja federal, menuai kritik dari berbagai kalangan. Dukungannya terhadap Trump dan sikapnya yang dianggap merendahkan pemimpin Eropa semakin memicu kemarahan publik.
Akibatnya, mobil Tesla tidak hanya menjadi simbol inovasi teknologi, tetapi juga identik dengan kontroversi politik Musk. Hal ini mendorong sebagian pemilik Tesla untuk “menyembunyikan” identitas mobil mereka demi menghindari risiko vandalisme.
Apa Dampaknya bagi Tesla?
Fenomena ini menimbulkan pertanyaan tentang dampak jangka panjang bagi Tesla sebagai merek. Apakah sentimen negatif terhadap Musk akan memengaruhi penjualan dan reputasi perusahaan? Atau justru menjadi momentum bagi Tesla untuk merefleksikan kebijakan dan citra publiknya?
Sementara itu, bagi pemilik Tesla yang memilih mengganti logo mobil mereka, langkah ini menjadi cara pragmatis untuk melindungi aset mereka dari aksi vandalisme. Namun, di balik itu, tindakan ini juga mencerminkan ketidaknyamanan mereka terhadap kontroversi yang melingkupi sosok Elon Musk. (***)