Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
HistoricalPendidikan

Sejarah Ki Hajar Dewantara: Sosok Inspiratif di Dunia Pendidikan

22
×

Sejarah Ki Hajar Dewantara: Sosok Inspiratif di Dunia Pendidikan

Sebarkan artikel ini
sejarah ki hajar dewantara
Sejarah Ki Hajar Dewantara

Siapa yang nggak kenal Ki Hajar Dewantara? Kalau kamu lupa, coba ingat-ingat lagi, tiap 2 Mei kita selalu merayakan Hari Pendidikan Nasional. Nah, hari itu diambil dari hari kelahiran Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan kita. Dari namanya aja udah keren banget, ya kan? Tapi, kamu tahu nggak kisah hidupnya yang penuh perjuangan dan inspirasi? Yuk, kita bongkar sejarah Ki Hajar Dewantara dari awal sampai akhir!

Masa Kecil Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara lahir dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Dari kecil, beliau udah hidup di lingkungan bangsawan. Kebayang dong, gimana eksklusifnya kehidupan waktu itu? Tapi jangan salah, meskipun beliau berasal dari keluarga ningrat, semangatnya buat membantu rakyat kecil nggak pernah pudar.

Beliau mendapatkan pendidikan di ELS (Europeesche Lagere School), sebuah sekolah untuk anak-anak Eropa dan bangsawan pribumi. Kemudian, ia melanjutkan ke STOVIA, sekolah kedokteran di Batavia. Tapi sayangnya, pendidikan kedokterannya nggak selesai karena masalah kesehatan. Eits, jangan sedih dulu, justru ini awal dari perjalanan luar biasa seorang Ki Hajar Dewantara.

Awal Perjalanan di Dunia Jurnalistik

Setelah meninggalkan dunia medis, Ki Hajar Dewantara nggak menyerah. Beliau banting setir ke dunia jurnalistik. Di sinilah beliau mulai bersinar. Ia menulis di berbagai media, seperti “De Express” dan “Oetoesan Hindia”. Melalui tulisan-tulisannya, beliau sering mengkritik kebijakan pemerintah kolonial Belanda yang dirasa nggak adil bagi rakyat pribumi.

Siapa sangka, tulisannya yang paling terkenal adalah “Als Ik Eens Nederlander Was” (Andai Aku Seorang Belanda). Isinya? Satir banget! Beliau menyoroti ketidakadilan kolonial yang meminta rakyat pribumi membiayai perayaan kemerdekaan Belanda. Gara-gara tulisan ini, beliau kena hukuman pengasingan ke Belanda.

Pengasingan yang Membuka Wawasan

Pengasingan ke Belanda ternyata jadi berkah tersembunyi. Selama di Belanda, Ki Hajar Dewantara banyak belajar tentang pendidikan. Ia mendalami ide-ide progresif dari tokoh-tokoh seperti Maria Montessori. Nggak cuma itu, ia juga belajar tentang kebebasan berpikir dan kesetaraan. Semua itu ia rangkum dalam visi besarnya: pendidikan untuk semua orang.

Setelah kembali ke tanah air pada 1919, beliau langsung bergerak cepat. “Nggak boleh buang waktu!” mungkin itu pikirannya saat itu.

Berdirinya Perguruan Taman Siswa

Pada tahun 1922, Ki Hajar Dewantara mendirikan Perguruan Taman Siswa di Yogyakarta. Tujuannya simpel, tapi berdampak besar: memberikan pendidikan bagi rakyat pribumi yang selama ini termarjinalkan. Di sini, anak-anak pribumi diajarkan untuk berpikir kritis, mandiri, dan mencintai tanah air.

Moto yang terkenal dari Taman Siswa adalah “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”. Artinya? Di depan memberi teladan, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan. Moto ini masih relevan banget sampai sekarang, bahkan jadi filosofi dasar pendidikan di Indonesia.

Perjuangan Melawan Kolonialisme

Selain aktif di dunia pendidikan, Ki Hajar Dewantara juga nggak lepas dari perjuangan politik. Beliau pernah bergabung dengan Boedi Oetomo dan kemudian mendirikan Indische Partij bersama Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo. Partai ini punya visi besar untuk kemerdekaan Indonesia.

Sayangnya, pemerintah kolonial Belanda nggak tinggal diam. Mereka menganggap Ki Hajar Dewantara sebagai ancaman. Tapi seperti yang kita tahu, ancaman sebesar apapun nggak bikin beliau mundur.

Warisan Abadi Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara wafat pada 26 April 1959 di Yogyakarta. Meskipun beliau sudah tiada, warisannya tetap hidup. Setiap kali kita mendengar kata “Tut Wuri Handayani”, kita tahu itu adalah pesan dari beliau. Hari kelahirannya bahkan ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional, sebagai penghormatan atas jasa-jasanya.

Selain itu, Perguruan Taman Siswa masih berdiri kokoh hingga sekarang, menjadi bukti nyata dari dedikasi Ki Hajar Dewantara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Kenapa Sejarah Ki Hajar Dewantara Penting?

Sejarah Ki Hajar Dewantara adalah pengingat bahwa pendidikan adalah hak semua orang. Beliau mengajarkan kita untuk nggak takut memperjuangkan apa yang benar. Dan yang paling penting, beliau menunjukkan bahwa pendidikan bisa jadi senjata ampuh untuk melawan ketidakadilan.

Jadi, apa yang bisa kita pelajari dari sejarah Ki Hajar Dewantara? Banyak! Mulai dari semangat juangnya, keberaniannya melawan ketidakadilan, hingga dedikasinya terhadap pendidikan. Semua itu adalah inspirasi untuk kita semua.

Penutup

Sejarah Ki Hajar Dewantara bukan cuma cerita masa lalu. Itu adalah cermin, yang mengingatkan kita untuk terus belajar, berjuang, dan nggak pernah menyerah. Kalau beliau bisa melawan kolonialisme dengan pena dan pendidikan, apa yang bisa kita lakukan hari ini untuk bangsa kita?

Jadi, setiap kali kamu merasa malas belajar atau kehilangan semangat, ingatlah Ki Hajar Dewantara. Beliau adalah bukti bahwa dengan ilmu dan keberanian, kita bisa mengubah dunia. Siapa tahu, kamu bisa jadi inspirasi berikutnya untuk generasi mendatang!