Surat Berharga Negara (SBN) diprediksi akan menjadi salah satu instrumen investasi favorit bagi investor muda, khususnya kelompok Milenial dan Gen Z, pada tahun 2025. Instrumen ini mencakup Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), yang menawarkan tingkat risiko moderat serta imbal hasil menarik.
Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Oktober 2024, jumlah investor baru yang masuk ke pasar modal meningkat 16,81 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023, dengan lebih dari dua juta investor baru. Dari jumlah tersebut, mayoritas investor merupakan usia muda di bawah 30 tahun, yaitu sebesar 55,07 persen.
Instrumen Aman di Tengah Ketidakpastian
Perencana keuangan Andy Nugroho menjelaskan bahwa ketidakpastian kondisi geopolitik dan ekonomi global pada 2025 menjadi salah satu faktor pendorong minat terhadap investasi dengan risiko yang relatif rendah.
“Surat Utang Negara seperti Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan Sukuk Ritel sangat menarik karena risikonya relatif aman. Selain itu, imbal hasilnya lebih tinggi dibandingkan bunga deposito,” ungkap Andy kepada awak media, Jumat (27/12).
Andy juga menambahkan, generasi muda semakin menyukai instrumen berisiko moderat karena memberikan keseimbangan antara keamanan dan potensi keuntungan.
Sementara itu, perencana keuangan Mike Rini Sutikno mengungkapkan, SBN merupakan pilihan ideal bagi investor pemula.
“Instrumen pendapatan tetap seperti SBN retail dengan risiko rendah namun imbal hasil kompetitif sangat cocok bagi anak muda yang baru memulai investasi,” ujar Mike.
ESG Menjadi Perhatian
Mike juga menyoroti tren kesadaran anak muda terhadap isu lingkungan, sosial, dan tata kelola (Environmental, Social, Governance/ESG). “Obligasi bertema ESG bisa menjadi pilihan menarik. Selain menguntungkan, ini juga sejalan dengan nilai-nilai keberlanjutan yang banyak diusung generasi muda,” jelasnya.
Sebagai alternatif, Mike merekomendasikan reksadana, khususnya reksadana pasar uang (RDPU).
“RDPU memiliki risiko lebih rendah dibandingkan jenis reksadana lainnya dan cenderung stabil di tengah gejolak pasar,” tambahnya.
Mengenal Surat Berharga Negara (SBN)
SBN merupakan instrumen keuangan yang diterbitkan oleh pemerintah untuk membiayai program dan kebijakan negara. Instrumen ini terdiri dari dua jenis utama:
- Surat Utang Negara (SUN): Bersifat konvensional dan meliputi obligasi negara dengan tenor lebih dari 12 bulan serta Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dengan tenor maksimal 12 bulan.
- Surat Berharga Syariah Negara (SBSN): Diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, termasuk Sukuk Tabungan (ST) dan Sukuk Ritel (SR).
Untuk instrumen ritel seperti Sukuk Tabungan, masyarakat dapat berinvestasi mulai dari Rp 1 juta. Sukuk Tabungan tidak dapat diperdagangkan, namun Sukuk Ritel bisa diperjualbelikan di pasar sekunder.
Dengan meningkatnya jumlah investor muda yang mencari instrumen investasi aman namun tetap memberikan imbal hasil kompetitif, SBN diproyeksi menjadi pilihan utama pada 2025. Generasi muda yang peduli pada isu keberlanjutan juga dapat mempertimbangkan obligasi bertema ESG sebagai langkah investasi yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. (***)