Lompat ke konten
workaholic
SHARE:

Halo, Sobat Produktif! Pernah nggak sih kamu merasa hidup ini cuma soal kerja, kerja, dan kerja? Bangun tidur langsung cek email, makan siang sambil rapat, bahkan sebelum tidur pun masih mikirin deadline? Kalau iya, bisa jadi kamu sudah masuk kategori workaholic.

Di artikel ini, kita bakal bahas tuntas soal workaholic: mulai dari definisi, ciri-ciri, dampaknya, hingga cara melepaskan diri dari jebakan ini. Jangan khawatir, pembahasan kali ini bakal ringan, santai, tapi tetap berbobot. Yuk, lanjut!

Apa Itu Workaholic?

Sebelum ngaku-ngaku workaholic, kita perlu tahu dulu apa artinya. Menurut Dr. Bryan E. Robinson, seorang psikolog dan penulis buku Chained to the Desk, workaholic adalah seseorang yang kecanduan kerja hingga mengabaikan aspek lain dalam hidup. Kerja memang penting, tapi kalau hidupmu hanya soal kerja, itu bahaya, Sob!

Bedanya Workaholic dan Orang Rajin

Jangan salah paham, ya. Orang rajin dan workaholic itu beda banget. Kalau orang rajin bekerja karena tanggung jawab atau passion, workaholic bekerja karena dorongan obsesif. Mereka sering merasa bersalah kalau nggak kerja, bahkan di waktu libur.

Contoh simpel:

  • Orang rajin: “Hari ini selesaiin kerjaan dulu, nanti bisa santai sore.”
  • Workaholic: “Santai sore? Waktu santai kan bisa dipakai buat kerja lebih banyak.”

Ciri-Ciri Workaholic

1. Selalu Merasa Kurang Waktu

Bagi seorang workaholic, 24 jam sehari rasanya nggak cukup. Bahkan libur weekend pun terasa seperti pemborosan waktu.

2. Sulit Lepas dari Gadget

Cek email, balas chat kerjaan, revisi laporan—semua itu terus dilakukan bahkan di luar jam kerja. Gadget jadi perpanjangan tangan dari pekerjaan.

3. Mengorbankan Kesehatan

Tidur larut malam, lupa makan, atau bahkan melewatkan olahraga demi menyelesaikan pekerjaan? Ini tanda bahaya. Kalau tubuh mulai protes, itu saatnya berhenti sejenak.

4. Kehidupan Sosial Terganggu

Workaholic sering lupa bahwa ada teman dan keluarga yang membutuhkan kehadiran mereka. Acara kumpul bareng sering dilewatkan karena alasan pekerjaan.

5. Selalu Gelisah Kalau Tidak Bekerja

Cuti tapi malah bingung mau ngapain? Itu bukan cuti yang bahagia, Sob, itu tanda bahwa pekerjaan sudah terlalu mendominasi hidupmu.

Dampak Negatif Menjadi Workaholic

Nah, sekarang kita bahas sisi gelap dari workaholic. Meskipun terkesan produktif, kebiasaan ini bisa merusak hidupmu, lho.

1. Burnout

Burnout adalah kelelahan fisik dan mental akibat kerja berlebihan. Gejalanya meliputi kehilangan semangat, sulit fokus, dan merasa hampa meski pekerjaan selesai.

2. Kesehatan Mental Terganggu

Workaholic cenderung mengalami stres kronis, cemas, atau bahkan depresi. Jangan anggap remeh kesehatan mental, ya.

3. Hubungan Sosial Renggang

Orang yang terlalu sibuk kerja sering kehilangan momen berharga bersama keluarga atau teman. Akibatnya, hubungan jadi renggang dan muncul rasa kesepian.

4. Kesehatan Fisik Memburuk

Jam kerja panjang sering membuat workaholic lupa menjaga kesehatan. Tekanan darah tinggi, gangguan tidur, atau bahkan penyakit jantung bisa mengintai.

Cara Mengatasi Kebiasaan Workaholic

Tenang, Sobat. Workaholic bukan akhir dari segalanya. Ada banyak cara untuk keluar dari kebiasaan ini. Yuk, kita bahas satu per satu.

1. Tetapkan Batasan Waktu Kerja

Mulai dari hal kecil: tentukan jam kerja yang jelas. Setelah jam tersebut, matikan laptop dan jauhkan ponsel kerja.

2. Luangkan Waktu untuk Hobi

Punya hobi adalah cara yang ampuh untuk mengalihkan perhatian dari pekerjaan. Entah itu membaca buku, berkebun, atau bermain game, lakukan sesuatu yang bikin kamu bahagia.

3. Praktikkan Mindfulness

Mindfulness membantu kamu fokus pada momen sekarang dan mengurangi stres. Coba meditasi atau yoga untuk menenangkan pikiranmu.

Baca juga: Manfaat Meditasi dan Mindfulness dalam Menjaga Kesehatan Mental

4. Jangan Takut Meminta Bantuan

Kalau pekerjaan terlalu banyak, jangan ragu untuk meminta bantuan kolega atau atasan. Ingat, kamu bukan superman yang bisa mengerjakan semuanya sendirian.

5. Berikan Waktu untuk Keluarga dan Teman

Coba jadwalkan waktu khusus untuk kumpul bersama orang-orang terdekat. Ini penting untuk menjaga hubungan sosialmu tetap harmonis.

6. Konsultasi dengan Profesional

Kalau kamu merasa sulit mengatasi kecanduan kerja, konsultasikan dengan psikolog. Mereka bisa membantumu menemukan solusi terbaik.

Tips Produktif Tanpa Jadi Workaholic

1. Terapkan Teknik Pomodoro

Kerja selama 25 menit, lalu istirahat 5 menit. Ulangi sampai pekerjaan selesai. Teknik ini membantu kamu tetap fokus tanpa merasa kelelahan.

2. Prioritaskan Tugas

Buat daftar tugas berdasarkan prioritas. Jangan menghabiskan waktu untuk pekerjaan yang kurang penting.

3. Jangan Lupa Istirahat

Istirahat bukan berarti malas, tapi cara untuk menjaga tubuh dan pikiran tetap fit. Cobalah untuk tidur cukup setiap malam.

4. Rayakan Pencapaian Kecil

Setiap kali menyelesaikan tugas, beri diri sendiri apresiasi. Ini membantu kamu merasa lebih termotivasi tanpa perlu bekerja berlebihan.

Penutup

Jadi, apakah kamu seorang workaholic? Kalau iya, jangan panik. Kamu masih bisa berubah dan menjalani hidup yang lebih seimbang. Ingat, hidup bukan cuma soal kerja, tapi juga soal menikmati momen bersama orang-orang terkasih.

Yuk, mulai sekarang belajar berkata “cukup” pada pekerjaan yang berlebihan. Semoga artikel ini membantu kamu menjadi versi terbaik dari dirimu tanpa harus jadi korban kecanduan kerja. Selamat mencoba!

728x90
Berita Terkait
contoh banner
logo rusdi
Kategori Berita
Kategori Artikel
Terhubung Bersama Rusdi