Setiap negara di dunia punya simbol atau lambang yang mewakili identitas dan nilai-nilai bangsanya. Di Indonesia, burung garuda dipilih sebagai lambang negara yang kuat, agung, dan penuh makna. Tapi pernahkah kamu bertanya-tanya, kenapa harus burung garuda? Kenapa bukan harimau atau gajah yang juga sama-sama kuat? Artikel ini akan menjawab rasa penasaran kamu dengan pembahasan lengkap dan mudah dipahami.
Alasan Burung Garuda Dijadikan Sebagai Lambang Negara Indonesia

Apa Itu Burung Garuda?
Sebelum jauh membahas, yuk kenali dulu siapa sebenarnya burung garuda ini. Garuda bukan burung biasa yang bisa kamu lihat di pepohonan atau hutan. Garuda adalah makhluk mitologi yang dikenal luas dalam budaya Hindu dan Buddha, serta di berbagai kisah epik seperti Mahabharata. Ia digambarkan sebagai burung besar dengan paruh tajam, sayap kokoh, dan tubuh kekar.
Dalam budaya kita, garuda dianggap sebagai simbol kekuatan, keberanian, dan pengabdian. Bahkan menurut Dr. I Gede Putra, seorang pakar budaya Bali, “Garuda bukan sekadar makhluk mitos. Ia adalah simbol pergerakan, perubahan, dan semangat juang.”
Sejarah Pemilihan Burung Garuda Sebagai Lambang Negara
Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, para pendiri bangsa menyadari bahwa kita butuh lambang negara yang kuat secara visual dan filosofis. Tahun 1950, Presiden Soekarno membentuk tim perancang lambang negara yang salah satu anggotanya adalah Sultan Hamid II.
Setelah melalui berbagai diskusi panjang, burung garuda akhirnya dipilih karena memenuhi unsur kekuatan, semangat kemerdekaan, serta nilai-nilai luhur bangsa. Garuda pun diadaptasi menjadi “Garuda Pancasila”, yaitu burung garuda yang menggendong perisai lambang dari lima sila Pancasila.
“Garuda mencerminkan karakter bangsa Indonesia yang kuat, berani, dan berdaulat,” — Soekarno, dalam pidatonya tahun 1950.
Filosofi di Balik Lambang Negara Garuda Pancasila
Kalau kamu lihat lebih detail, lambang negara Indonesia bukan cuma gambar burung biasa. Ada banyak simbol tersembunyi yang mewakili nilai-nilai bangsa. Mari kita bongkar satu per satu!
1. Jumlah Bulu Garuda
- 17 helai bulu di tiap sayap
- 8 helai bulu di ekor
- 19 helai bulu di bawah perisai
- 45 helai bulu di leher
Ini semua merujuk ke tanggal kemerdekaan kita: 17-08-1945. Bukan kebetulan, tapi memang dirancang sedetail itu.
2. Perisai di Dada Garuda
Di bagian dada burung garuda, ada perisai yang dibagi menjadi lima bagian, masing-masing mewakili sila dalam Pancasila:
- Bintang emas: Ketuhanan Yang Maha Esa
- Rantai: Kemanusiaan yang adil dan beradab
- Pohon beringin: Persatuan Indonesia
- Kepala banteng: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
- Padi dan kapas: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
3. Cakar Garuda yang Mencengkeram Pita
Di bawah lambang, ada pita putih bertuliskan “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Burung garuda mencengkeram pita ini dengan kukuh, menunjukkan tekad kuat untuk menjaga persatuan.
Kenapa Tidak Hewan Lain?
Pertanyaan yang sering muncul: kenapa bukan harimau, gajah, atau bahkan komodo?
Jawabannya sederhana. Harimau bisa mewakili kekuatan, tapi kurang memiliki simbolisme kebudayaan yang mendalam. Gajah memang dihormati dalam banyak budaya, tapi lebih lamban dan tidak cocok untuk menggambarkan semangat perjuangan. Komodo eksotik, tapi belum dikenal luas saat lambang negara dirancang.
Sedangkan burung garuda telah lama hadir dalam narasi kebudayaan kita. Ia dikenal di berbagai daerah, dari Bali, Jawa, hingga Kalimantan. Garuda sudah mendarah daging dalam cerita rakyat, upacara adat, hingga seni ukir.
Nilai-Nilai Pancasila yang Hidup dalam Lambang Garuda
Garuda bukan sekadar hiasan visual. Ia adalah pengingat hidup akan Pancasila. Melalui lambang negara ini, kita diingatkan bahwa negara kita berdiri di atas prinsip-prinsip mulia:
- Ketuhanan
- Kemanusiaan
- Persatuan
- Demokrasi
- Keadilan sosial
Dan semua itu digambarkan dengan elegan lewat sosok burung garuda yang gagah dan penuh kharisma.
Makna Burung Garuda dalam Kehidupan Sehari-hari
Lambang negara bukan cuma dipajang di kantor-kantor pemerintahan. Kita juga bisa menjadikannya sebagai inspirasi. Saat merasa lelah, ingatlah semangat burung garuda yang tidak pernah menyerah. Saat bangsa diuji oleh konflik atau bencana, garuda mengingatkan kita untuk tetap bersatu.
Seperti yang dikatakan oleh Prof. Yudi Latif, “Lambang negara bukan hanya simbol, tapi juga kompas moral bangsa.”
Burung Garuda dalam Konteks Global
Tahukah kamu, tidak semua negara menggunakan hewan sebagai lambang negaranya. Tapi dari yang menggunakan, hampir semuanya memilih hewan dengan filosofi kuat. Misalnya:
- Amerika Serikat: Elang botak
- Rusia: Elang berkepala dua
- Tiongkok: Naga
Indonesia dengan bangga memilih burung garuda, yang bukan hanya kuat secara visual, tapi juga sarat dengan nilai budaya dan sejarah.
Kesimpulan: Lebih dari Sekadar Gambar, Ini Jiwa Bangsa
Pemilihan burung garuda sebagai lambang negara bukan tanpa alasan. Garuda punya makna filosofis yang dalam, sejarah panjang di Nusantara, dan kekuatan simbolik yang merepresentasikan cita-cita bangsa. Ia bukan hanya bagian dari desain, tapi juga narasi tentang siapa kita, dari mana kita berasal, dan ke mana kita ingin menuju.
Jadi, kalau kamu lihat lambang garuda terpampang di buku, gedung, atau seragam, jangan cuma lihat sebagai gambar. Lihatlah sebagai pengingat akan identitas bangsa. Sebab seperti kata Bung Karno: “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah dan simbolnya.”