Pemerintah China kembali mengejutkan dunia dengan vonis berat terhadap Zhao Weiguo, mantan pemimpin Tsinghua Unigroup, salah satu perusahaan teknologi strategis milik negara. Zhao dijatuhi hukuman mati dengan penangguhan dua tahun setelah dinyatakan terbukti bersalah dalam kasus korupsi besar-besaran, termasuk penggelapan dana dan penyalahgunaan jabatan untuk keuntungan pribadi.
Eks Bos Tsinghua Unigroup Dijatuhi Hukuman Mati karena Korupsi

Putusan itu dibacakan oleh pengadilan pada Rabu (14/5/2025), sebagaimana dikutip dari Channel News Asia. Dalam dokumen resmi, pengadilan menyatakan Zhao telah menyalahgunakan posisinya sebagai pimpinan eksekutif untuk mengalihkan dana perusahaan dalam jumlah besar demi kepentingan pribadi.
Selain hukuman mati yang disertai masa penangguhan, pengadilan juga menjatuhkan hukuman tambahan berupa pencabutan hak politik seumur hidup dan penyitaan seluruh aset pribadi Zhao oleh negara.
Meski dijatuhi hukuman mati, sistem hukum Tiongkok memberikan celah perubahan hukuman menjadi penjara seumur hidup, tergantung pada perilaku terpidana selama dua tahun masa penangguhan tersebut.
Zhao Weiguo sempat menjadi tokoh sentral dalam upaya ambisius China membangun kemandirian teknologi, khususnya dalam industri semikonduktor. Tsinghua Unigroup, yang ia pimpin, memegang peran penting dalam strategi nasional tersebut. Namun, kasus ini justru menjadi tamparan keras bagi kredibilitas dan tata kelola korporasi milik negara.
Kasus ini menuai reaksi luas di media sosial, termasuk di luar China. Warganet menyoroti besarnya nilai korupsi dan membandingkannya dengan kasus serupa di negara lain.
“Baru 3,1 triliun yang ini, 980 triliun aja nggak seberisik ini,” tulis seorang pengguna media sosial, menyindir lemahnya respons atas kasus besar di tempat lain.
“271 triliun aja hilang udah nggak ada beritanya,” komentar lainnya menyinggung kasus korupsi yang belum dituntaskan.
“‘Itu kan melanggar HAM,’ ucap sejumlah pejabat di negeri antah berantah…” sindir akun lain dengan nada satir.
Vonis terhadap Zhao merupakan bagian dari kampanye antikorupsi besar-besaran yang dicanangkan Presiden Xi Jinping sejak beberapa tahun terakhir. Kampanye ini menegaskan bahwa tak ada individu, bahkan dari kalangan elite industri, yang kebal dari jerat hukum.
Kasus Zhao Weiguo tidak hanya menyoroti sisi kelam industri teknologi China, tetapi juga mencerminkan keseriusan Beijing dalam menegakkan hukum dan mengembalikan integritas di sektor strategis nasional. (***)