Menu

Beranda/Berita/Netanyahu Kunjungi Washington, Bahas Tarif Dagang hingga Ancaman Iran

Netanyahu Kunjungi Washington, Bahas Tarif Dagang hingga Ancaman Iran

(Diperbarui: 6 April 2025)
SW
Sandika Wijaya
Rusdimedia.com
Netanyahu Kunjungi Washington Bahas Tarif Dagang hingga Ancaman Iran

Benjamin Netanyahu dan Donald Trump. (REUTERS/Elizabeth Frantz Purchase Licensing Rights)

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan melakukan kunjungan resmi ke Washington, Amerika Serikat (AS), pada Senin (7/4). Dalam pertemuan tingkat tinggi tersebut, Netanyahu akan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump untuk membahas sejumlah isu strategis yang dinilai krusial bagi kedua negara, termasuk tarif dagang, krisis sandera Israel, hingga program nuklir Iran.

Kunjungan ini dipastikan oleh seorang pejabat Gedung Putih yang tidak bersedia disebutkan namanya, seperti dilaporkan kantor berita AFP, Minggu (6/4). Menurut sumber tersebut, pertemuan digelar di tengah ketegangan diplomatik yang meningkat antara Washington dan Yerusalem.

Netanyahu disebut akan membahas secara langsung kebijakan tarif impor baru AS terhadap Israel, yang mencakup penerapan tarif sebesar 17 persen atas berbagai produk. Kebijakan sepihak tersebut diumumkan Trump sebagai bagian dari langkah proteksionisme ekonomi AS, meskipun Israel telah berusaha mencabut bea masuk atas satu persen barang AS yang masih terkena tarif sebagai bentuk kompromi awal.

“Agenda pertemuan mencakup tarif dagang, upaya pembebasan sandera dari Gaza, hubungan bilateral Israel-Turki, ancaman dari Iran, serta sikap Israel terhadap Mahkamah Pidana Internasional (ICC),” demikian pernyataan resmi dari kantor Perdana Menteri Netanyahu di Yerusalem.

Pertemuan yang Mengejutkan

Kehadiran Netanyahu ini menandai dirinya sebagai pemimpin asing pertama yang berkunjung ke Washington sejak Trump mengumumkan tarif global secara luas. Situs berita Axios mengungkapkan bahwa kunjungan tersebut terbilang mengejutkan, bahkan bagi beberapa pejabat Israel dan internal pemerintahan Trump sendiri.

Kebijakan tarif Trump telah memicu ketegangan dengan sejumlah sekutu AS, termasuk Israel. Dalam pernyataannya, Trump menyebut bahwa AS mengalami defisit perdagangan besar dengan beberapa negara sahabat di Timur Tengah, yang menurutnya menjadi penerima utama bantuan militer dari Washington.

Sementara itu, di Gaza, Israel baru-baru ini memperbarui operasi militernya setelah berakhirnya gencatan senjata yang singkat. Upaya untuk menghidupkan kembali perundingan gencatan senjata dan pemulangan sandera dari tangan militan Hamas menjadi salah satu topik mendesak yang akan dibahas kedua pemimpin.

Iran dan Isu Global Lainnya

Isu nuklir Iran juga akan menjadi topik utama. Gedung Putih dikabarkan tengah meningkatkan tekanan terhadap Teheran untuk menyetujui kesepakatan baru terkait program nuklir mereka. Di tengah minimnya tanda-tanda kemajuan diplomatik, spekulasi tentang kemungkinan serangan militer terhadap fasilitas nuklir Iran terus berkembang—baik oleh Israel maupun dengan dukungan AS.

Selain itu, kedua pemimpin juga disebut telah berbicara lewat sambungan telepon beberapa hari sebelumnya, membahas keputusan Hungaria untuk menarik diri dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC). Dalam konteks ini, Israel tengah berada dalam sorotan ICC terkait dugaan kejahatan perang selama konflik di Gaza, yang menyeret langsung nama Netanyahu dalam dakwaan internasional.

Kunjungan yang awalnya direncanakan berlangsung akhir bulan ini, tampaknya dimajukan pasca pengumuman tarif dagang dari AS. Keputusan ini dinilai strategis, mengingat urgensi pembahasan berbagai isu bilateral yang tengah memanas. (***)

Bagaimana reaksi Anda?

Tinggalkan Komentar