Dealer Utama Mobil Listrik BYD di Shandong Tutup, Lebih dari 1.000 Konsumen Terdampak

Salah satu operator dealer utama mobil listrik merek BYD di Provinsi Shandong, Qiancheng Holdings, dikabarkan bangkrut dan menutup sedikitnya 20 toko yang tersebar di beberapa kota besar seperti Jinan dan Weifang. Informasi ini dilaporkan oleh Jinan Times dan memicu kekhawatiran di kalangan konsumen.
Kebangkrutan Qiancheng memengaruhi lebih dari 1.000 konsumen yang kini belum menerima layanan purnajual dan jaminan kendaraan yang dijanjikan. Padahal, sebelumnya perusahaan ini dikenal sebagai jaringan dealer besar dengan omzet tahunan mencapai 3 miliar yuan atau sekitar US$416 juta.
Dalam surat terbuka tertanggal 17 April 2025, Qiancheng menyatakan bahwa perubahan kebijakan BYD terhadap pola kerja sama dengan jaringan dealernya menjadi faktor utama memburuknya arus kas mereka. Namun, hingga Kamis (30/5), Qiancheng belum memberikan komentar resmi atas permintaan klarifikasi dari Reuters.
Sementara itu, pihak BYD tidak mengeluarkan pernyataan langsung atas kasus ini, namun merujuk media ke laporan Cover News yang berisi tanggapan dari perwakilan hubungan masyarakat BYD. Dalam pernyataan tersebut, BYD menegaskan bahwa pihaknya masih bergantung pada jaringan dealer dalam memasarkan kendaraan listriknya di dalam negeri, meski sudah memiliki beberapa toko resmi milik sendiri.
Krisis ini menyoroti tantangan yang dihadapi ekosistem kendaraan listrik di tengah ekspansi pesat, terutama ketika ketergantungan terhadap jaringan mitra bisnis tidak diimbangi dengan stabilitas keuangan dan model kerja sama yang berkelanjutan.
Sejauh ini belum diketahui langkah kompensasi bagi para konsumen terdampak, sementara tekanan publik terhadap BYD dan Qiancheng terus meningkat. (***)