Tari Gandrung bukan cuma tarian biasa. Ini adalah warisan budaya Indonesia yang penuh makna dan cerita menarik. Dari dulu sampai sekarang, tari Gandrung dikenal sebagai simbol cinta dan penghormatan. Nah, di balik gerakan lemah gemulainya, ada legenda yang menyimpan pesan dalam. Yuk kita bongkar satu-satu cerita menarik di balik tari Gandrung!
Legenda Tari Gandrung, Ada Apa Dibaliknya? Yuk Simak!

Apa Itu Tari Gandrung?
Tari Gandrung adalah tarian tradisional yang berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur. Kata “gandrung” sendiri berarti “tergila-gila” atau “terpesona.” Biasanya, tarian ini dibawakan oleh penari wanita dengan gerakan yang dinamis, anggun, dan penuh pesona.
Menariknya, penari Gandrung dulu adalah laki-laki yang berdandan seperti perempuan. Namun, seiring perkembangan zaman, kini lebih umum diperankan oleh perempuan.
Menurut I Gede Arya Sugiartha, pakar seni tari tradisional, “Tari Gandrung awalnya adalah bentuk persembahan rasa syukur masyarakat atas panen yang melimpah.”
Asal Usul dan Legenda Tari Gandrung
Cerita Rakyat yang Melekat pada Tari Gandrung
Legenda tari Gandrung tidak bisa dilepaskan dari kisah cinta dan pengorbanan. Konon, ada seorang gadis bernama Sri Gandrung yang ditinggal kekasihnya berperang. Dalam penantiannya, dia terus menari sambil berdoa agar sang kekasih kembali. Sayangnya, sang kekasih gugur di medan perang.
Kesedihan mendalam itu tidak membuat Sri berhenti menari. Justru, ia menari semakin indah sebagai bentuk pelampiasan rasa rindunya. Akhirnya, masyarakat menyebut tarian itu sebagai “Gandrung” karena menggambarkan cinta yang begitu dalam.
Versi Spiritual dan Mistis
Di sisi lain, beberapa tokoh budaya lokal percaya bahwa tari Gandrung memiliki unsur mistis. Konon, penari Gandrung bisa kerasukan roh leluhur saat menari. Inilah yang membuat tarian ini terasa magis dan punya aura spiritual yang kuat.
Menurut Ki Waskito, budayawan asal Banyuwangi, “Ada kekuatan spiritual dalam setiap gerakan penari Gandrung. Ini bukan sekadar pertunjukan, tapi juga bentuk komunikasi dengan alam dan leluhur.”
Perkembangan Tari Gandrung dari Masa ke Masa
Dari Ritual ke Pertunjukan Wisata
Awalnya, tari Gandrung adalah bagian dari ritual adat. Tapi sekarang, kamu bisa menemukannya di festival budaya, acara pernikahan, hingga pertunjukan pariwisata. Perubahan ini membuktikan bahwa budaya bisa adaptif tanpa kehilangan makna aslinya.
Bahkan, Tari Gandrung telah menjadi ikon pariwisata Banyuwangi. Pemerintah daerah aktif mempromosikannya melalui ajang seperti “Festival Gandrung Sewu,” yang menampilkan ribuan penari di tepi Pantai Boom.
Pengaruh Media Sosial
Tak bisa dipungkiri, media sosial ikut melambungkan nama tari Gandrung. Video pertunjukan penari Gandrung viral di berbagai platform seperti TikTok dan Instagram. Hal ini membawa tarian tradisional ini dikenal lebih luas oleh generasi muda.
Makna Simbolik dalam Gerakan Tari Gandrung
Gerakan dalam tari Gandrung bukan asal-asalan. Setiap gerak memiliki arti, mulai dari lambang kasih sayang, perjuangan, hingga spiritualitas. Contohnya:
- Ngoyok: Gerakan memutar badan sebagai simbol semangat.
- Nggelot: Gerakan tangan yang melambangkan kelembutan cinta.
- Seblang: Gerakan khusus yang konon bisa menghubungkan dunia nyata dan spiritual.
Menurut Diah Ayu Larasati, seorang koreografer, “Gerakan dalam tari Gandrung mengandung pesan sosial dan spiritual yang kuat, bahkan bisa menjadi media terapi.”
Peran Tari Gandrung dalam Budaya Lokal
Pendidikan dan Pewarisan Budaya
Banyak sekolah dan sanggar tari di Banyuwangi menjadikan tari Gandrung sebagai kurikulum wajib. Anak-anak diajarkan tidak hanya cara menari, tapi juga memahami nilai-nilai budaya di baliknya.
Media Pemersatu Komunitas
Tari Gandrung sering digunakan dalam acara-acara gotong royong, perayaan desa, hingga hari besar keagamaan. Hal ini menunjukkan peran tarian ini sebagai alat pemersatu masyarakat.
Tantangan dan Harapan terhadap Tari Gandrung
Tantangan di Era Modern
Sayangnya, tidak semua generasi muda tertarik untuk mempelajari tari tradisional. Banyak yang lebih tergoda dengan budaya populer dari luar. Ini menjadi tantangan besar bagi pelestari budaya.
Namun, dengan sentuhan modern dan pendekatan kreatif, tari Gandrung bisa tetap eksis. Misalnya dengan kolaborasi musik modern atau pertunjukan berbasis digital.
Harapan ke Depan
Pemerintah, seniman, dan masyarakat harus bahu membahu menjaga warisan ini. Karena tari Gandrung bukan cuma milik Banyuwangi, tapi bagian dari identitas bangsa.
“Kalau kita tidak lestarikan, siapa lagi? Budaya itu ibarat akar. Kalau akar kita rapuh, pohon kebangsaan kita juga ikut goyah,” ujar Rara Sekar, aktivis budaya.
Penutup: Mari Kita Jaga Tari Gandrung
Tari Gandrung bukan hanya pertunjukan seni, tapi juga napas kehidupan masyarakat Banyuwangi. Di balik keindahannya, tersimpan kisah cinta, perjuangan, dan spiritualitas yang patut kita jaga bersama.
Jadi, kalau kamu berkunjung ke Banyuwangi, sempatkan nonton atau bahkan ikut belajar tari Gandrung. Siapa tahu, kamu bisa ikut menyebarkan keindahan budaya Indonesia ke dunia!