Siapa sih orang Indonesia yang belum pernah ngalamin masuk angin? Apalagi kalau habis kehujanan, lupa makan, atau kelamaan begadang sambil nonton sinetron kesayangan. Tapi, pertanyaannya, dalam dunia medis, masuk angin itu sebenernya ada nggak sih? Atau cuma mitos warisan leluhur aja?
Masuk Angin Dalam Sudut Pandang Medis, Apakah Ada? Simak Disini!

Tenang, kita akan kupas tuntas bareng-bareng. Duduk manis, siapin tolak angin kalau perlu (buat sugesti doang, ya!), karena tulisan ini bakal bikin kamu mikir dua kali sebelum nyodorin kerokan ke temen.
Apa Itu Masuk Angin Menurut Orang Indonesia?
Sebelum ngomongin medis, kita lihat dulu definisi masuk angin dari kacamata rakyat jelata.
Masuk angin biasanya diartikan sebagai kondisi tubuh yang “kemasukan angin” lewat pori-pori karena kehujanan, kena angin malam, atau perut kosong. Gejalanya? Wah lengkap! Meriang, pegal-pegal, perut kembung, pusing, mual, bahkan sampai muntah.
“Masuk angin tuh ya, kayak rasa nggak enak badan tapi campur aduk, bingung juga jelasinnya,” — Ibu-ibu di warung sebelah.
Tapi… dalam dunia medis, apakah benar ada angin yang masuk ke dalam tubuh dan bikin kita sakit?
Sudut Pandang Medis: Masuk Angin = Mitos atau Fakta?
Nah, mari kita ajak dokter masuk ke forum ini. Menurut Dr. Aditya Wibowo, SpPD, spesialis penyakit dalam:
“Dalam dunia medis, istilah masuk angin tidak dikenal. Gejala yang biasa disebut masuk angin umumnya adalah gejala awal dari infeksi virus ringan seperti flu, gangguan pencernaan, atau kelelahan.”
Jadi, ternyata masuk angin itu nggak ada secara ilmiah. Yang ada adalah:
- Dispepsia (gangguan lambung)
- Influenza ringan
- Common cold alias batuk pilek biasa
- Fatigue alias kelelahan
Semua itu bisa memunculkan gejala mirip masuk angin. Tapi ya bukan karena angin beneran masuk ke dalam tubuh.
Kenapa Orang Indonesia Suka Banget Kerokan?
Aha! Ini dia ritual wajib nasional saat masuk angin menyerang: kerokan.
Garis-garis merah merona di punggung dianggap tanda angin sudah keluar. Tapi faktanya, itu adalah reaksi tubuh terhadap gesekan yang memicu pelebaran pembuluh darah. Bahasa kerennya sih, vasodilatasi.
Menurut Dr. Tjandra Yoga Aditama, mantan Dirjen P2P Kemenkes:
“Kerokan memberikan efek placebo dan membuat orang merasa lebih baik. Tapi bukan berarti menyembuhkan penyakit tertentu.”
Jadi bukan anginnya yang keluar, tapi sugesti kita yang naik level. Tapi ya nggak apa-apa juga sih, selama tidak berlebihan.
Masuk Angin Bukan Nama Resmi, Tapi Gejalanya Nyata
Walau istilahnya nggak resmi, tapi rasa nggak enaknya itu valid banget. Artinya, meskipun dunia medis nggak mengakui “masuk angin”, tetap saja tubuh kita bisa memberi sinyal bahwa ada yang nggak beres.
Biasanya gejala seperti:
- Menggigil dan demam ringan
- Mual, muntah, atau perut kembung
- Nyeri otot dan sendi
- Nafsu makan hilang
- Lemas total kayak habis lari keliling stadion
Nah, sinyal-sinyal ini perlu diperhatikan. Bisa jadi itu pertanda kamu:
- Kurang istirahat
- Pola makan berantakan
- Daya tahan tubuh drop
Kalau Bukan Masuk Angin, Trus Harus Ngapain Dong?
Pertanyaan bagus, sobat forum! Kalau ternyata itu bukan karena angin, maka solusinya juga jangan cuma dikerok.
Tips Medis Mengatasi Gejala Masuk Angin:
- Istirahat Cukup
Jangan maksain kerja kalau badan udah kasih kode keras. - Minum Air Hangat
Air hangat bantu redain perut kembung dan bikin badan adem. - Konsumsi Makanan Bergizi
Sup ayam hangat, sayur, buah, jangan mie instan mulu ya. - Paracetamol Jika Demam
Obat ini bisa bantu atasi demam dan nyeri otot ringan. - Probiotik dan Jahe
Untuk bantu pencernaan dan redain mual.
Kalau gejala makin parah dan nggak sembuh dalam 2-3 hari, ya jangan sok kuat. Langsung ke dokter!
Kenapa Masuk Angin Masih Eksis di Indonesia?
Karena ini bagian dari budaya turun-temurun. Diajarkan dari kecil. Kita lebih percaya tolak angin dan kerokan ketimbang diagnosis medis.
Tapi bukan berarti kita harus ninggalin budaya itu. Kita cuma perlu lebih bijak. Kalau emang kerokan bikin enak, ya silakan. Tapi jangan abaikan sains.
“Budaya boleh dijaga, tapi kesehatan tetap harus ilmiah,” — Dr. Reisa Broto Asmoro, edukator kesehatan.
Jadi, Masuk Angin Itu Nyata Nggak Sih?
Jawabannya: Gejalanya nyata, tapi istilah medisnya nggak ada.
Masuk angin hanyalah istilah lokal untuk menyebut kombinasi gejala ringan yang disebabkan oleh virus, gangguan pencernaan, atau kelelahan.
Kita perlu edukasi yang lebih luas agar masyarakat nggak asal kerokan atau minum jamu aja, tapi juga tahu kapan harus ke dokter.
Kesimpulan: Pahami Tubuhmu, Jangan Cuma Ikut-ikutan
Sobat sehat, jangan cuma ikut budaya tanpa tahu alasannya. Masuk angin memang terdengar familier, tapi kita udah tahu sekarang bahwa itu bukan istilah medis.
Mulai sekarang, yuk biasakan:
- Kenali gejala tubuhmu
- Jangan tunda ke dokter
- Tetap jaga budaya tapi dengan pemahaman yang benar
Karena tubuh kita ini bukan tempat eksperimen. Jangan nunggu parah baru cari solusi. Sayangi diri sendiri, karena kalau bukan kita, siapa lagi?
Terakhir, kalau kamu punya cerita unik soal masuk angin, kerokan, atau tips ampuh ala nenekmu, tulis di kolom komentar ya! Kita bahas rame-rame kayak di pos ronda.
Stay sehat dan jangan lupa… angin itu ada di luar, bukan di dalam tubuh.