Menkes Ungkap 632 Kasus Bullying Terbukti dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis

#image_title
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan data mengejutkan terkait maraknya kasus perundungan dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Indonesia. Sejak dibukanya kanal pengaduan pada Juni 2023, Kementerian Kesehatan telah menerima 2.668 laporan, dengan 632 kasus terbukti sebagai tindakan bullying.
“Begitu kita buka di Juni 2023, pengaduan yang masuk itu 2.668. Nah Irjen kita menyaring mana yang benar-benar perundungan, mana yang nggak. Dari hasilnya, 632 itu perundungan,” kata Menkes dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI pada Rabu (30/4/2025).
Menkes juga mengungkap keberadaan grup komunikasi atau jarkom di setiap universitas, yang menjadi medium utama munculnya praktik intimidasi antara senior dan junior. Dalam jarkom inilah, banyak laporan perundungan terungkap, termasuk tekanan fisik dan psikologis terhadap peserta PPDS.
RSUP Kandou Manado Catat Kasus Terbanyak
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa kasus terbanyak ditemukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Kandou Manado, dengan total 77 kasus. Disusul oleh RSUP Hasan Sadikin Bandung (55 kasus), dan RSUP IGNG Ngoerah Bali (42 kasus).
Berikut daftar 10 RS Kemenkes dengan laporan terbanyak:
-
RSUP Kandou Manado – 77 kasus
-
RSUP Hasan Sadikin Bandung – 55 kasus
-
RSUP IGNG Ngoerah Bali – 42 kasus
-
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta – 36 kasus
-
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta – 32 kasus
-
RSUP Moh. Hoesin Palembang – 29 kasus
-
RSUP Dr. Kariadi Semarang – 28 kasus
-
RSUP H. Adam Malik Medan – 27 kasus
-
RSUP Dr. M. Djamil Padang – 22 kasus
-
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar – 15 kasus
RSUD dan Rumah Sakit Universitas Juga Terdampak
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) juga tidak luput dari temuan. RSUD Zainal Abidin Banda Aceh mencatatkan 31 kasus, diikuti RSUD Moewardi Surakarta (21 kasus) dan RSUD Saiful Anwar Malang (10 kasus).
Pada kategori rumah sakit milik universitas, RS Universitas Diponegoro Semarang menjadi yang tertinggi dengan 10 kasus, disusul RS Universitas Kristen Indonesia dan RSGM Universitas Airlangga masing-masing 3 kasus.
Fakultas Kedokteran Turut Tersorot
Bullying juga ditemukan di lingkungan Fakultas Kedokteran (FK). Universitas Hasanuddin, Universitas Syiah Kuala, dan Universitas Andalas mencatat masing-masing 8 kasus, sementara Universitas Airlangga 7 kasus dan Universitas Brawijaya 6 kasus.
Selain institusi pendidikan dan RS pemerintah, laporan juga masuk dari rumah sakit swasta (19 kasus), puskesmas (3 kasus), rumah sakit TNI/Polri (2 kasus), serta klinik kesehatan swasta (1 kasus).
Menkes menegaskan bahwa perundungan dalam dunia pendidikan kedokteran harus dihentikan. “Kita ingin membangun ekosistem pendidikan kesehatan yang sehat, manusiawi, dan profesional. Tidak boleh ada budaya senioritas yang merusak masa depan para calon dokter spesialis,” tegas Budi.
Kemenkes berkomitmen terus menindaklanjuti setiap laporan dan memperbaiki sistem pengawasan serta perlindungan terhadap peserta PPDS di seluruh Indonesia. (***)