Mantan penyanyi cilik Chikita Meidy tengah menjadi sorotan publik usai mengungkap bahwa suaminya, Indra Adhitya, sempat mengambil dana perusahaan sebesar Rp 160 juta. Dalam pernyataannya, Chikita menyebut dana tersebut digunakan suaminya untuk bermain judi online.
Suami Chikita Meidy Akui Ambil Dana Perusahaan, Bantah untuk Judi Online

Namun, Indra dengan tegas membantah tudingan tersebut, meski mengakui bahwa dirinya memang pernah mengambil dana perusahaan.
“Saya kesannya mengambil uang untuk dipakai buat judi online. Saya ketawa bacanya,” ujar Indra dalam keterangannya kepada media.
Ia menjelaskan bahwa dana tersebut digunakan untuk kepentingan keluarga, termasuk membayar cicilan rumah dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Indra juga menyatakan bahwa ia memiliki bukti alokasi dana yang digunakan untuk keperluan keluarga, bukan untuk aktivitas ilegal seperti judi daring.
“Saya gunakan uang itu untuk kepentingan keluarga, kayak bayar cicilan rumah dan kebutuhan keluarga lainnya. Uang itu bukan buat judol. Saya punya bukti dana itu saya alokasikan untuk keluarga,” ujarnya.
Sempat Salah, Kini Sudah Dikembalikan
Indra mengakui bahwa mengambil dana bisnis untuk keperluan pribadi adalah tindakan yang tidak dibenarkan, namun ia menyebut telah menyadari kesalahan tersebut dan bertanggung jawab sepenuhnya.
“Alhamdulillah, pada bulan Januari kemarin saya dapat rezeki dan saya kembalikan semua uangnya sebesar Rp 160 juta,” jelasnya.
Meski polemik ini mengemuka ke publik, belum ada informasi lebih lanjut mengenai kelanjutan hubungan rumah tangga keduanya maupun dampak hukum dari tindakan Indra.
Chikita Meidy, yang dikenal luas lewat lagu-lagu anak-anak di era 1990-an, belakangan lebih fokus menjalani kehidupan sebagai pebisnis dan ibu rumah tangga. Dugaan penggunaan dana perusahaan oleh orang terdekat tentu menjadi perhatian publik, apalagi ketika dikaitkan dengan isu sensitif seperti judi online.
Kasus ini kembali menggarisbawahi pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan usaha keluarga, sekaligus menjadi pengingat bahwa pencampuran antara urusan pribadi dan bisnis kerap memicu masalah jika tidak ditangani secara profesional. (***)