Indeks saham berdividen tinggi, IDX High Dividend 20 (IDX HIDIV20), mencatat kinerja gemilang seiring dengan musim pembagian dividen oleh para konstituennya. Indeks ini ditutup menguat 2,2% pada perdagangan Jumat (16/5/2025) ke posisi 501,95, mencerminkan sentimen positif investor terhadap saham-saham penebar dividen.
IDX High Dividend 20 Menguat, Saham Dividen Jadi Primadona di Tengah Ketidakpastian Global

Kinerja indeks yang berisi 20 saham dengan imbal hasil dividen tinggi tersebut tercatat naik signifikan sebesar 7,45% dalam sepekan terakhir. Dengan capaian itu, IDX HIDIV20 menjadi indeks dengan kinerja terbaik di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pekan lalu. Meski demikian, indeks ini masih mencatatkan koreksi sebesar 1,95% secara tahunan (year to date).
Saham Bank Jumbo Pacu Kinerja
Penguatan IDX HIDIV20 tak lepas dari kontribusi sejumlah emiten perbankan besar yang menunjukkan kinerja solid. Saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) melesat 14,78% dalam sepekan ke posisi Rp5.475 per saham. Sementara itu, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) naik 10,68% ke level Rp4.250, dan saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) turut menguat 3,33% menjadi Rp9.300 per saham.
Saham-saham perbankan tersebut juga telah menyelesaikan distribusi dividen jumbo kepada investor. BMRI membagikan dividen senilai Rp43,5 triliun atau Rp466,18 per saham, sedangkan BBRI menyalurkan dividen dari laba tahun buku 2024 sebesar Rp51,74 triliun atau Rp343,40 per saham. Kedua emiten ini mencatatkan dividend yield di atas 8%, menjadikannya incaran investor yang memburu arus kas stabil.
Emiten Non-Perbankan Siap Tebar Dividen
Selain bank besar, sejumlah emiten lainnya yang tergabung dalam IDX HIDIV20 juga mengumumkan rencana distribusi dividen yang signifikan. PT Astra International Tbk. (ASII), misalnya, akan menebar dividen sebesar Rp16,43 triliun atau Rp406 per saham, terdiri dari dividen interim Rp98 per saham yang telah dibayarkan Oktober 2024 dan dividen final Rp308 per saham. Cum date untuk dividen ASII dijadwalkan pada 20 Mei 2025. Saham ASII pun naik 2,09% dalam sepekan terakhir ke Rp4.880 per lembar.
Emiten farmasi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) juga merencanakan dividen interim sebesar Rp18 per saham dengan total nilai sekitar Rp540 miliar. Cum date telah digelar pekan ini, dan distribusi dijadwalkan pada 26 Mei 2025.
Sementara itu, PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) mengumumkan dividen sebesar Rp1,97 triliun atau Rp100 per saham, termasuk dividen interim Rp50 per saham yang telah dibayarkan pada Juli 2024. Dividen final sebesar Rp50 per saham akan didistribusikan pada 22 Mei 2025.
Analis: Musim Dividen Jadi Pendorong Rebound
Menurut Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata, penguatan IDX High Dividend 20 merupakan rebound teknikal setelah mengalami tekanan pada kuartal I/2025. Momen pembagian dividen disebut sebagai katalis utama yang menarik minat investor, khususnya institusi.
“Kuartal II/2025 adalah musim pembagian dividen. Yield yang besar bisa menarik investor untuk entry, terutama investor institusi yang mencari stabilitas arus kas,” jelas Liza.
Ia menambahkan, di tengah ketidakpastian global dan suku bunga tinggi yang mulai menurun, saham dividen tinggi menjadi pilihan aman (safe haven) bagi investor. Saham-saham di IDX High Dividend 20 juga didominasi sektor defensif seperti perbankan, energi, dan telekomunikasi, yang relatif tahan terhadap gejolak ekonomi.
Meski demikian, Liza mengingatkan investor akan potensi penurunan harga saham usai tanggal cum date. “Investor harus menyadari risiko turunnya harga ketika ex-dividend date, yang mana biasanya harga saham akan turun sebesar nilai dividennya,” ujarnya.
Good Governance dan Kepercayaan Pasar
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, turut menyoroti bahwa penguatan indeks ini mencerminkan penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) oleh para emiten.
“Momentum pembagian dividen kepada para pemegang saham mencerminkan emiten menerapkan tata kelola perusahaan yang baik, sehingga mampu menjaga kepercayaan investor di tengah ketidakpastian global,” kata Nafan.
Secara keseluruhan, IDX High Dividend 20 menunjukkan sinyal pemulihan yang kuat di kuartal kedua 2025. Momentum pembagian dividen menjadi magnet utama yang mendorong investor masuk, menjadikan saham-saham konstituen indeks ini sebagai bintang utama di pasar modal.
Dengan kondisi makroekonomi yang masih dibayangi ketidakpastian, saham-saham berdividen tinggi tampaknya akan terus menjadi favorit dalam portofolio investor yang mencari stabilitas dan pendapatan pasif yang menarik. (***)