Raksasa barang konsumen Procter & Gamble (P&G) dikabarkan akan memangkas sekitar 7.000 karyawan dari divisi non-manufaktur sebagai bagian dari strategi efisiensi bisnis perusahaan dalam dua tahun ke depan. Angka tersebut setara dengan 15 persen dari total tenaga kerja di divisi tersebut.
Procter & Gamble Bakal PHK 7.000 Karyawan Global Demi Efisiensi Operasi

Langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) ini dikonfirmasi oleh Chief Financial Officer (CFO) P&G, Andre Schulten, yang menyebut bahwa keputusan tersebut merupakan bagian dari program restrukturisasi jangka menengah perusahaan.
“Restrukturisasi ini merupakan langkah penting untuk memastikan kemampuan bertahan perusahaan selama dua hingga tiga tahun ke depan,” ujar Schulten, seperti dikutip pada Senin (9/6/2025). “Namun, hal itu tidak menghilangkan tantangan jangka pendek yang saat ini kami hadapi.”
PHK massal ini disebut-sebut sebagai salah satu dampak lanjutan dari kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan oleh mantan Presiden AS Donald Trump terhadap sejumlah negara mitra dagang utama. Kebijakan tersebut telah meningkatkan biaya operasional dan mempersempit margin keuntungan perusahaan multinasional asal Ohio itu.
Sebagai hasil dari restrukturisasi dan penyesuaian rantai pasokan, P&G memperkirakan akan menanggung biaya non-core (non-inti) sebesar US$ 1 miliar hingga US$ 1,6 miliar sebelum pajak.
Dana tersebut akan dialokasikan untuk membiayai perampingan organisasi, optimalisasi sistem distribusi, dan upaya efisiensi lain yang diyakini dapat memperkuat struktur bisnis perusahaan dalam jangka panjang.
Meski menghadapi tekanan dari segi biaya dan ketidakpastian global, P&G menyatakan tetap optimistis terhadap strategi transformasi yang dijalankan.
Perusahaan yang memproduksi berbagai merek ternama seperti Pampers, Gillette, Ariel, dan Pantene ini menyebut bahwa langkah efisiensi adalah bagian dari adaptasi terhadap dinamika pasar global yang semakin kompetitif dan cepat berubah.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi mengenai dampak langsung PHK ini terhadap operasional P&G di luar Amerika Serikat, termasuk wilayah Asia Tenggara. (***)