RUSDIMEDIA – Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga (Wamenpora) RI, Taufik Hidayat, menekankan pentingnya kemandirian finansial bagi federasi dari berbagai cabang olahraga di Indonesia. Ia berharap setiap induk olahraga dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bergantung sepenuhnya pada dana pemerintah.
Wamenpora Taufik Hidayat Dorong Federasi Olahraga Mandiri Secara Finansial

Wamenpora menyampaikan sambutan saat ramah tamah Menpora dengan Wamenpora di Kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa (22/10/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Pernyataan ini disampaikan Taufik Hidayat sebagai respons terhadap kebijakan efisiensi anggaran yang tengah digencarkan Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, industri olahraga juga terkena dampak dari kebijakan ini, sehingga federasi harus mulai mencari solusi alternatif untuk pembiayaan operasional mereka.
Mendorong Kemandirian Federasi Olahraga
“Saya berharap ketua cabang olahraga itu punya visi yang jelas. Kalau semuanya hanya mengandalkan pemerintah, tentu tidak mungkin bisa terpenuhi seluruhnya. Jadi, saya berharap mereka bisa menenangkan para atlet, memberikan solusi yang baik, serta memiliki rencana yang lebih matang ke depan,” ujar Taufik Hidayat dalam kunjungannya ke Pelatnas PBSI Cipayung, Rabu (19/2).
Lebih lanjut, Taufik menegaskan bahwa keterbatasan anggaran pemerintah harus disikapi dengan realistis. Ia menekankan bahwa insan olahraga, termasuk pengurus cabang olahraga, juga perlu memiliki pemikiran yang rasional terkait pendanaan.
“Jujur saja, jika semua berharap pada anggaran pemerintah, itu tidak cukup. Kita harus realistis. Olahragawan pun harus berpikir realistis,” tambahnya.
PBSI Berupaya Bertahan Tanpa Ketergantungan pada Pemerintah
Sebagai Wakil Ketua Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI), Taufik mencontohkan bahwa PBSI telah berupaya agar operasional organisasi tetap berjalan baik dengan atau tanpa bantuan pemerintah. Ia menilai bahwa peran ketua federasi sangat krusial dalam mencari sumber pendanaan alternatif.
“Sejak dulu, bulu tangkis harus tetap berjalan, baik dengan adanya bantuan pemerintah maupun tidak. Ketua dan jajaran federasi harus mencari solusi pendanaan sendiri,” jelasnya.
Taufik juga menyoroti pentingnya kepemimpinan dalam sebuah federasi olahraga. Menurutnya, seorang ketua tidak seharusnya hanya mengandalkan dana dari pemerintah dalam periode kepemimpinannya yang berlangsung empat hingga lima tahun.
“Kalau menjadi ketua federasi hanya untuk mengandalkan anggaran pemerintah selama empat atau lima tahun, lalu tidak punya inisiatif mencari sumber lain, lantas buat apa jadi ketua?” tegasnya.
Solusi Alternatif Pembiayaan Federasi Olahraga
Dalam menghadapi tantangan pendanaan, federasi olahraga diharapkan dapat mencari sumber pemasukan dari sektor swasta, sponsor, serta kerja sama dengan berbagai pihak. Langkah ini dinilai dapat membantu keberlangsungan organisasi dan menciptakan ekosistem olahraga yang lebih mandiri dan profesional.
Taufik berharap bahwa setiap federasi mampu beradaptasi dengan kondisi yang ada dan tidak hanya bergantung pada anggaran pemerintah. Dengan demikian, industri olahraga di Indonesia dapat terus berkembang dan berkontribusi pada prestasi atlet di kancah internasional. (***)