Pemerintah Arab Saudi dikabarkan akan mulai mengizinkan penjualan alkohol secara terbatas pada tahun 2026, sebagai bagian dari strategi reformasi besar-besaran dalam Visi 2030. Kebijakan ini disebut sebagai langkah penting untuk mendukung pengembangan sektor non-migas, termasuk pariwisata, perhotelan, dan hiburan.
Arab Saudi Dikabarkan Akan Izinkan Penjualan Alkohol Terbatas Mulai 2026

Informasi ini beredar luas setelah laporan yang menyebutkan bahwa kebijakan tersebut berkaitan erat dengan persiapan Arab Saudi sebagai tuan rumah sejumlah ajang internasional, seperti Expo 2030 dan Piala Dunia FIFA 2034.
Rencana tersebut langsung menuai sorotan tajam di dunia maya, terutama di platform X (sebelumnya Twitter). Salah satu unggahan akun @Shaykh*** menjadi viral dan telah dibagikan ulang ribuan kali, memicu perdebatan panas di kalangan netizen.
Hingga berita ini diturunkan, lebih dari 149 ribu tanggapan muncul dari warganet yang menyuarakan kekhawatiran terhadap dampak sosial dan moral dari kebijakan tersebut. Banyak di antaranya menyebut langkah ini sebagai penyimpangan dari nilai-nilai Islam yang selama ini dijaga ketat di Arab Saudi.
“Astaghfirullah,” tulis seorang pengguna.
“Setelah alkohol, mungkin pemerintah akan melegalkan dance club maupun klub dewasa lainnya,” ujar yang lain.
“Ya Allah, kiamat makin dekat ini mah namanya,” timpal netizen lainnya.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari otoritas Arab Saudi yang mengonfirmasi detail implementasi kebijakan tersebut. Namun, sumber internal menyebut bahwa penjualan alkohol akan diberlakukan secara terbatas dan hanya tersedia di area-area tertentu, khususnya yang melayani wisatawan asing.
Jika direalisasikan, kebijakan ini akan menjadi perubahan sosial terbesar dalam sejarah modern Arab Saudi, mengingat selama ini negara tersebut menerapkan larangan ketat terhadap alkohol. (***)