Pemerintah Arab Saudi kembali memperketat pengamanan udara di wilayah strategis menjelang puncak pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Mengingat lebih dari 2,5 juta jamaah dari seluruh dunia akan berkumpul di Tanah Suci, otoritas Kerajaan menegaskan bahwa momen akbar tahunan ini memerlukan penanganan ekstra ketat, termasuk terhadap potensi ancaman dari udara.
Arab Saudi Perketat Pertahanan Udara Jelang Puncak Haji, Ancaman Rudal Jadi Sorotan

Bukan hanya persoalan pelayanan dan logistik, ancaman keamanan berskala tinggi menjadi perhatian khusus Riyadh. Selain risiko terorisme konvensional, perhatian utama saat ini tertuju pada kemungkinan serangan udara, terutama rudal balistik yang menyasar wilayah vital seperti Mekkah, Jeddah, dan Riyadh.
Menurut laporan Gulf Business, Arab Saudi sudah beberapa kali berhasil menggagalkan serangan udara, termasuk pada insiden Mei 2019 saat sistem pertahanan udara Kerajaan berhasil menembak jatuh dua rudal balistik—satu di kawasan Taif dan satu lagi sekitar 50 kilometer dari Mekkah. Serangan tersebut diduga kuat berasal dari milisi Houthi di Yaman, yang kerap mendapat dukungan teknologi dari Iran.
Berdasarkan data hingga pertengahan tahun 2019, sedikitnya 226 rudal dan roket telah ditembakkan ke arah wilayah Arab Saudi oleh kelompok tersebut. Dengan meningkatnya tensi regional belakangan ini, ancaman serupa dikhawatirkan kembali muncul, terutama menjelang konsentrasi massa berskala besar saat ibadah haji.
Untuk mengantisipasi potensi serangan tersebut, Royal Saudi Air Defense Forces (RSADF) telah menempatkan baterai sistem pertahanan udara Patriot PAC-3 di berbagai titik strategis di sekitar Mekkah. Sistem ini dirancang untuk menangkis rudal balistik dan serangan udara lainnya dengan kecepatan tinggi dan presisi tinggi.
Menggunakan radar permukaan AN/MPQ-65, sistem Patriot dapat mendeteksi dan melacak target hingga sejauh 50 mil (80,5 kilometer). Pada jarak tersebut, objek yang mendekat bahkan tidak akan terlihat secara kasat mata oleh manusia, namun dapat langsung direspon secara otomatis oleh sistem.
“Dalam situasi tertentu, sistem ini bahkan bisa bekerja sepenuhnya otomatis tanpa campur tangan manusia, menjadikannya andalan dalam menghadapi serangan mendadak,” tulis laporan tersebut.
Arab Saudi menegaskan komitmennya untuk menjaga keamanan dan kenyamanan jamaah haji dari seluruh dunia. Dengan penempatan sistem pertahanan canggih seperti Patriot PAC-3 dan pengawasan udara ketat, Kerajaan berharap semua rangkaian ibadah haji tahun ini dapat berjalan aman dan khusyuk.
Langkah ini sekaligus memperlihatkan bahwa ibadah haji bukan hanya ritual keagamaan, tetapi juga menjadi agenda strategis internasional yang menuntut perlindungan maksimal dari berbagai potensi gangguan. (***)