Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkapkan bahwa minyak jelantah hasil program Makan Bergizi Gratis (MBG) masih memiliki nilai ekonomis tinggi dan dapat dimanfaatkan kembali, salah satunya sebagai bahan baku bioavtur untuk industri penerbangan.
BGN: Minyak Jelantah dari Program Makan Bergizi Gratis Bisa Dijual untuk Bahan Baku Bioavtur

Hal tersebut disampaikan Kepala BGN, Dadan Hindayana, dalam episode perdana BGN Talks yang ditayangkan di kanal YouTube resmi BGN pada Minggu (1/6). Menurut Dadan, pengelolaan limbah dari program MBG tidak hanya berdampak pada kesehatan dan gizi, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru di berbagai daerah.
“Jelantahnya kemudian bisa ditampung, dijual dengan harga yang lebih tinggi. Kenapa? Karena akan digunakan untuk bioavtur kan, untuk pesawat terbang,” ujar Dadan.
Selain minyak jelantah, Dadan menyebut bahwa limbah organik dari program MBG, seperti sisa makanan, juga dapat dimanfaatkan untuk produksi pakan maggot dan pupuk organik. Hal ini membuka ruang bagi pemberdayaan masyarakat, khususnya generasi muda.
“Itu ceritanya sudah cukup bagus lah di daerah-daerah itu. Banyak tadinya anak-anak muda yang bekerja serampangan, akhirnya bisa mengelola sampah, dan lain-lain,” ungkapnya.
Dadan menambahkan, program MBG tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi siswa dan keluarga mereka, tetapi juga mendorong pertumbuhan berbagai sektor usaha yang sebelumnya tidak aktif.
“Restoran, hotel, hingga gudang yang sempat mati suri kini bisa hidup lagi karena adanya program MBG,” jelasnya.
Program MBG merupakan inisiatif pemerintah untuk menyediakan makanan sehat secara gratis di sekolah-sekolah guna mengatasi masalah gizi buruk sekaligus menggerakkan perekonomian lokal. Dengan pemanfaatan limbah secara produktif, program ini dinilai membawa dampak berkelanjutan dalam aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. (***)