Menu

Beranda/Pendidikan/UGM Rilis Buku Pengantar Teori Luhmann: Komunikasi Bukan Sekadar Peran Aktor, Tapi Sistem

UGM Rilis Buku Pengantar Teori Luhmann: Komunikasi Bukan Sekadar Peran Aktor, Tapi Sistem

(Diperbarui: 20 Juni 2025)
SW
Ghallaby Zasy
Rusdimedia.com
UGM Rilis Buku Pengantar Teori Luhmann: Komunikasi Bukan Sekadar Peran Aktor, Tapi Sistem

Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Phil. Hermin Indah Wahyuni, secara resmi meluncurkan buku terbarunya yang berjudul “Titik Balik: Teori Sistem dalam Ilmu Komunikasi”. Buku ini memperkenalkan perspektif baru dalam kajian komunikasi, mengangkat teori sistem dari sosiolog Jerman, Niklas Luhmann, khususnya konsep komunikasi autopoiesis.

Ad Loading...

Bertempat di Fisipol UGM, peluncuran buku ini juga diisi dengan bedah buku yang menghadirkan diskusi akademik mengenai pergeseran paradigma dalam memahami komunikasi. Dalam paparannya yang dikutip dari laman resmi UGM, Prof. Hermin menjelaskan bahwa teori autopoiesis, yang diambil dari istilah biologi mengenai sel yang berkembang mandiri, menggambarkan bahwa komunikasi berkembang dan mereproduksi dirinya sendiri.

“Hanya komunikasi yang bisa berkomunikasi, dan komunikasi yang mendorong terjadinya komunikasi,” ungkap Hermin.

Menurut Hermin, teori komunikasi selama ini sering kali masih bergantung pada pendekatan aktor sebagai pusat dari proses komunikasi. Namun, melalui teori Luhmann, Hermin menekankan bahwa masyarakat tidak dipahami sebagai kumpulan individu semata, melainkan sebagai hasil dari proses komunikasi yang berkesinambungan.

“Luhmann itu menggeser pandangan, dari society sebagai manusia ke society sebagai komunikasi. Tanpa komunikasi, masyarakat tidak ada,” ujarnya.

Luhmann sendiri mengembangkan teori sistem sosial dari pemikiran Talcott Parsons, namun dengan pendekatan berbeda. Dalam kerangka Luhmann, sistem tidak dibentuk dari kesepakatan atau konsensus, melainkan dari perbedaan yang justru menjadi dasar bagi terbentuknya sistem sosial.

“Tidak adanya perbedaan berarti tidak ada interaksi, dan tidak akan pernah terjadi sebuah sistem,” kata Hermin lebih lanjut.

Salah satu poin krusial dari teori Luhmann adalah kritik terhadap dominasi media dan pemahaman tradisional mengenai pesan. Ia menegaskan bahwa masyarakat modern tidak lagi berkomunikasi melalui media, melainkan melalui sistem. Hal ini menantang pandangan umum yang menekankan pentingnya membedakan pesan benar dan salah, karena menurut Luhmann, segala bentuk komunikasi sudah dimanipulasi oleh sistem itu sendiri.

Prof. Hermin juga menyoroti bagaimana pendekatan sistem ini bisa memberikan wawasan baru dalam melihat fenomena sosial, seperti korupsi.

“Berita korupsi selama ini selalu menonjolkan aktor sebagai pelaku utama. Padahal, sistem yang memungkinkan terjadinya korupsi justru tidak dibahas,” jelasnya.

Peluncuran buku ini turut mendapat apresiasi dari Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. Atwar Bajari. Ia menyebut karya Hermin sebagai kontribusi penting dalam dunia akademik, khususnya dalam membuka pintu pemahaman terhadap kompleksitas teori Luhmann yang selama ini dinilai sulit diakses.

“Luar biasa, dengan ketekunan 10 tahun memahami Luhmann, Prof. Hermin berhasil menyusun buku pengantar dari teori yang kompleks ini. Semoga bisa jadi rujukan penting dalam penelitian sekarang dan ke depan,” kata Atwar.

Buku “Titik Balik: Teori Sistem dalam Ilmu Komunikasi” ini sekaligus menjadi kontribusi akademik penting bagi dunia komunikasi Indonesia, menawarkan pendekatan masa depan yang lebih sistemik dan konseptual. Di tengah era disinformasi dan ledakan media, perspektif Luhmann bisa menjadi kerangka baru dalam memahami bagaimana komunikasi bekerja dan membentuk realitas sosial kita. (***)

Ad Loading...

Bagaimana reaksi Anda?

Tinggalkan Komentar

Ad Loading...