Israel melancarkan serangan udara ke Bandara Internasional Sanaa, Yaman, pada Kamis (29/5/2025), menghancurkan satu-satunya pesawat milik Yemenia Airways yang dijadwalkan mengangkut jamaah haji ke Arab Saudi. Serangan ini terjadi hanya sehari setelah kelompok Houthi menembakkan dua proyektil ke wilayah Israel.
Israel Serang Bandara Sanaa, Pesawat Haji Yaman Hancur

Dalam pernyataan resminya, Menteri Pertahanan Israel menyebut serangan tersebut sebagai tindakan balasan terhadap apa yang mereka sebut sebagai “target teroris” yang berkaitan dengan kelompok Houthi.
Kelompok Houthi, yang menguasai ibu kota Sanaa sejak 2014, membalas dengan pernyataan keras. Mereka menegaskan bahwa serangan Israel tidak akan menggentarkan mereka dan menekankan komitmen mereka untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina.
“Kami tidak akan mundur. Dukungan kami terhadap Palestina adalah bagian dari prinsip perlawanan kami,” ujar juru bicara Houthi dalam siaran televisi lokal.
Sejak pecahnya konflik di Gaza pada Oktober 2023, kelompok Houthi telah meningkatkan serangan mereka terhadap Israel dan kapal-kapal dagang di Laut Merah. Tindakan ini telah memicu respons militer dari Amerika Serikat dan Inggris, yang menargetkan fasilitas militer Houthi di Yaman.
Meskipun demikian, pada awal Mei 2025, Washington dilaporkan telah mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok Houthi—langkah diplomatik yang sempat menimbulkan harapan akan de-eskalasi di kawasan. Serangan terbaru Israel ke bandara Sanaa kini dinilai bisa mengancam kesepakatan tersebut.
Penghancuran pesawat Yemenia Airways yang seharusnya digunakan untuk memberangkatkan jamaah haji juga menuai kecaman dari berbagai pihak, mengingat pentingnya pelaksanaan ibadah haji bagi umat Muslim Yaman. Serangan itu disebut sebagai pelanggaran terhadap hak beragama dan kemanusiaan.
Analis menilai serangan ini akan memperdalam ketegangan politik dan kemanusiaan di Yaman, negara yang telah terjerat konflik bersenjata selama lebih dari satu dekade. Situasi tersebut menambah kompleksitas dinamika kawasan Timur Tengah, di mana berbagai aktor saling bertaut dalam jaringan konflik yang semakin sulit dipisahkan.
Hingga kini, belum ada pernyataan dari pemerintah Arab Saudi terkait dampak serangan terhadap pelaksanaan ibadah haji jamaah asal Yaman. (***)