Jakarta, 17 April 2025 – Pasar kendaraan ramah lingkungan berbasis baterai atau elektrifikasi (xEV) di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang pesat dalam lima tahun terakhir. Meski demikian, penetrasinya masih jauh di bawah negara-negara seperti Amerika Serikat, China, dan Thailand.
Penjualan Kendaraan Listrik di Indonesia Meningkat Signifikan, Tapi Masih Tertinggal

Lonjakan Penjualan dari Tahun ke Tahun
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan kendaraan elektrifikasi di Tanah Air dimulai pada 2019 dengan hanya 812 unit, terdiri atas Hybrid Electric Vehicle (HEV) 787 unit dan Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) 25 unit. Kontribusinya terhadap total penjualan nasional saat itu hanya 0,1%.
Tren positif terus berlanjut meski di tengah pandemi COVID-19 pada 2020, dengan penjualan mencapai 1.324 unit. Pada tahun ini, Battery Electric Vehicle (BEV) mulai masuk pasar dengan penjualan 125 unit.
Lonjakan signifikan terjadi pada 2022, di mana penjualan xEV melesat menjadi 20.681 unit, didorong oleh kehadiran merek-merek baru dengan harga kompetitif. Hybrid dan BEV mencatat penyerapan seimbang, masing-masing 10.344 unit dan 10.327 unit.
Pertumbuhan terbesar terjadi pada 2023 dan 2024. Pada 2023, penjualan xEV mencapai 71.358 unit (7,1% dari total pasar), sementara di 2024 angkanya naik lagi menjadi 103.228 unit (11,9%). Hybrid masih mendominasi dengan 59.903 unit, diikuti BEV (43.188 unit) dan PHEV (136 unit).
Proyeksi 2025: Tren Naik Terus
Data awal 2025 menunjukkan bahwa minat terhadap kendaraan elektrik terus meningkat. Gaikindo mencatat, hingga saat ini penjualan hybrid telah mencapai 65.000 unit dan BEV 45.000 unit. Jika tren ini berlanjut, kontribusi xEV terhadap pasar otomotif nasional diprediksi akan semakin besar.
Tertinggal dari Pasar Global
Meski pertumbuhannya menggembirakan, Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan negara lain. Pada 2023, Amerika Serikat menjual 2,5 juta unit xEV (16,3% dari total pasar), dengan komposisi hybrid (1,1 juta unit), BEV (1 juta unit), dan PHEV (281.419 unit).
Sementara itu, Thailand—sesama negara ASEAN—berhasil menjual 184.705 unit xEV (23,8% dari total pasar) pada tahun yang sama. Hybrid menjadi segmen terbesar di Thailand dengan 94.027 unit, disusul BEV (78.480 unit) dan PHEV (12.198 unit).
Tantangan ke Depan
Faktor seperti harga, infrastruktur pengisian daya, dan insentif pemerintah dinilai krusial untuk mempercepat adopsi mobil listrik di Indonesia. Dengan kebijakan yang tepat, Indonesia berpeluang mengejar ketertinggalan dan menjadi pemain penting dalam pasar kendaraan ramah lingkungan di kawasan ASEAN. (***)