RUSDIMEDIA – Presiden Prabowo Subianto hari ini meresmikan dua bank emas pertama di Indonesia, yang dikelola oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dan PT Pegadaian. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat sektor komoditas nasional dan menjaga cadangan emas tetap berada di dalam negeri.
Peresmian Bank Emas Pertama di Indonesia: Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Kinerja Perbankan

Indonesia, sebagai salah satu produsen emas terbesar di dunia, selama ini menghadapi tantangan di mana sebagian besar emas yang ditambang disimpan di luar negeri. Dengan hadirnya bank emas atau bullion bank, seluruh rantai pasok emas diharapkan dapat dikelola secara domestik, mengurangi ketergantungan pada lembaga keuangan asing, dan meningkatkan likuiditas pasar dalam negeri.
Direktur Utama BRI, Sunarso, menyatakan bahwa pihaknya memiliki saham sebesar 15% di BSI, sementara Pegadaian merupakan bagian dari Holding Ultramikro (Umi) BRI dengan kepemilikan saham mencapai 99%. Oleh karena itu, pembentukan bullion bank yang dikelola oleh BSI dan Pegadaian diproyeksikan akan memberikan dampak positif signifikan terhadap kinerja BRI.
Artikel Terkait:

Pinjol Legal vs Ilegal, Bagaimana Cara Membedakannya? Cek Disini!
“Pembentukan bullion bank sangat penting bagi BRI karena akan menjadi sumber pertumbuhan baru yang signifikan,” ujar Sunarso dalam konferensi pers di Gade Tower, Jakarta Pusat. Ia menambahkan bahwa Pegadaian, yang setiap harinya menerima emas dari masyarakat hingga mencapai 90 ton, berperan krusial dalam membantu Masyarakat Berpendapatan Rendah (MBR) melalui penyaluran kredit dengan jaminan emas.
Sementara itu, Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, mengungkapkan bahwa potensi emas yang beredar di masyarakat mencapai sekitar 1.800 ton. Dengan adanya bullion bank, BSI berharap dapat meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) melalui produk simpanan dan cicilan emas, yang pada gilirannya akan memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kehadiran bullion bank akan memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan perbankan, baik dari sisi pendapatan berbasis komisi maupun peningkatan aset bank secara signifikan,” kata Hery.
Peluncuran bullion bank ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah komoditas dan memperkuat ekosistem ekonomi domestik. Selain itu, langkah ini diharapkan dapat mengurangi kebutuhan impor produk emas yang sebelumnya harus disertifikasi di luar negeri, serta mendukung stabilitas ekonomi melalui peningkatan cadangan emas nasional.
Dengan modal minimum sebesar 14 triliun rupiah sesuai regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Pegadaian dan BSI kini siap menawarkan berbagai layanan terkait emas, termasuk simpanan, pembiayaan, perdagangan, dan kustodian. Inisiatif ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri emas domestik dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia. (***)