Shafeea Ahmad, putri dari pasangan musisi Ahmad Dhani dan Mulan Jameela, menjadi sorotan publik usai membagikan unggahan bermuatan religius melalui Instagram Story akun pribadinya, @shafeeamd_.
Unggahan Penuh Makna Shafeea Ahmad Usai Dapat Hujatan: Kutip Al-Qur’an

Dalam unggahannya, Shafeea mengutip Surat Al-Hujurat Ayat 12 yang berisi peringatan untuk menjauhi prasangka, mencari-cari kesalahan orang lain, dan menggunjing sesama umat beriman.
“Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang,” demikian isi unggahan tersebut, yang dikutip dari akun Shafeea pada Kamis (19/6/2025).
Meskipun tidak menyebutkan secara eksplisit kepada siapa pesan tersebut ditujukan, unggahan ini muncul tak lama setelah Shafeea Ahmad menjadi sasaran komentar negatif dari sejumlah warganet di media sosial.
Nama Shafeea mulai ramai diperbincangkan setelah dirinya muncul dalam rangkaian acara pernikahan kakaknya, Al Ghazali, yang digelar pada Senin (16/6/2025). Ia tampil sebagai bagian dari keluarga inti, namun kehadirannya memicu berbagai komentar pedas dari publik yang menyoroti latar belakang orang tuanya.
Beberapa netizen bahkan melontarkan ujaran bernada menghina di kolom komentar akun media sosial Shafeea, seperti menyebutnya “anak gundik” dan membandingkannya dengan ketiga kakak tirinya, Al, El, dan Dul yang merupakan anak Ahmad Dhani dari pernikahan sebelumnya dengan Maia Estianty.
“Safea km anaknya gundik ya?” tulis salah satu akun.
“Anak hasil gundik,” tulis akun lainnya.
“KASIAN SI TP LEBIH KASIAN AL EL DUL DULU YG DI PISAHIN SM BUNDANYA WKWK,” sindir netizen lain.
Meski dihujani cibiran, unggahan Shafeea Ahmad dipandang sejumlah pihak sebagai respons elegan dan bijak. Alih-alih membalas dengan kata-kata keras, ia memilih menyampaikan pesan peringatan moral dan religius melalui ayat suci Al-Qur’an.
Warganet lain yang lebih simpatik pun mulai memberikan dukungan dan menyayangkan tindakan perundungan daring (cyberbullying) terhadap remaja seperti Shafeea.
Pakar komunikasi digital dan psikologi sosial menilai langkah Shafeea ini sebagai bentuk kecerdasan emosional dan kesadaran spiritual, yang patut diapresiasi di tengah maraknya ujaran kebencian di media sosial.
Kasus ini kembali menjadi pengingat akan pentingnya etika digital dan empati dalam berkomentar, terutama ketika menyangkut kehidupan pribadi seseorang, terlebih anak-anak atau remaja yang tidak terlibat langsung dalam kontroversi publik orang tuanya.
MUI dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sebelumnya juga telah menyerukan masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menyebarkan ujaran kebencian yang dapat berdampak psikologis pada anak.
Sebagaimana pesan dari unggahan Shafeea: menggunjing sesama ibarat memakan daging saudara sendiri — perbuatan yang selayaknya dijauhi oleh setiap umat beriman. (***)