Pemerintah Amerika Serikat kembali mengambil langkah tegas terhadap China dengan secara resmi memblokir seluruh laboratorium pengujian asal Negeri Tirai Bambu. Langkah ini memperluas pembatasan terhadap produk-produk teknologi asal China yang sebelumnya difokuskan pada chip dan perangkat telekomunikasi.
AS Blokir Seluruh Laboratorium Pengujian Asal China

Kebijakan tersebut diumumkan oleh Komisi Komunikasi Federal AS (FCC) melalui aturan baru yang disahkan secara bulat dengan suara 4-0. Aturan ini melarang laboratorium asal China—yang dinilai berisiko terhadap keamanan nasional—untuk melakukan pengujian terhadap berbagai perangkat elektronik seperti ponsel, kamera, hingga komputer yang akan beredar di pasar Amerika Serikat.
Laboratorium China Disingkirkan dari Proses Sertifikasi
Dalam sistem regulasi AS, setiap perangkat elektronik harus mendapatkan otorisasi resmi dari FCC sebelum dipasarkan. Selama ini, sekitar 75 persen proses pengujian dilakukan di laboratorium yang berlokasi di China. Namun kini, FCC menyatakan bahwa laboratorium dengan afiliasi pada entitas yang masuk dalam daftar hitam tidak akan lagi diakui sebagai lembaga pengujian sah.
“Laboratorium-laboratorium ini menjadi pintu masuk ke infrastruktur telekomunikasi AS,” kata Ketua FCC Brendan Carr, dikutip dari Reuters, Jumat (23/5/2025).
“Tidak sulit membayangkan jika sebuah laboratorium yang tidak independen, bahkan dikendalikan oleh musuh asing, menyetujui perangkat yang tidak aman untuk digunakan di AS,” tambahnya.
Menurut FCC, banyak laboratorium tersebut memiliki keterkaitan dengan Partai Komunis China, perusahaan milik negara, hingga militer China, sehingga menimbulkan potensi risiko keamanan yang serius.
Langkah Lanjutan Setelah Pemblokiran Produk China
Aturan baru ini merupakan kelanjutan dari kebijakan pembatasan tahun 2022, di mana FCC telah melarang peredaran produk dari perusahaan teknologi besar asal China seperti Huawei, ZTE, Hytera, Hikvision, dan Dahua. Namun berbeda dari sebelumnya, kali ini bukan hanya produk yang dibatasi, tetapi juga seluruh sistem pengujian dan sertifikasinya.
Dalam upaya memperluas kebijakan ini, FCC juga membuka konsultasi publik atas usulan pelarangan menyeluruh terhadap laboratorium yang berlokasi di China, serta negara-negara lain yang dikategorikan sebagai “musuh asing.”
Lembaga tersebut juga mengusulkan aturan baru yang mengharuskan semua entitas dengan afiliasi terhadap China atau negara musuh untuk secara terbuka mengungkapkan lisensi dan otorisasi FCC yang mereka miliki.
Penyelidikan Terhadap Perusahaan China Masih Berlangsung
Pada Maret lalu, FCC juga mengumumkan bahwa mereka tengah menyelidiki sembilan perusahaan asal China, termasuk Huawei, Hikvision, China Mobile, dan China Telecom. Penyelidikan ini bertujuan untuk mengungkap apakah perusahaan-perusahaan tersebut mencoba menghindari sanksi dan pembatasan yang sudah diberlakukan.
Langkah FCC ini menandai peningkatan signifikan dalam ketegangan geopolitik antara AS dan China, khususnya di sektor teknologi. Kebijakan tersebut juga menegaskan bahwa isu keamanan nasional kini menjadi poros utama dalam pengambilan keputusan ekonomi dan perdagangan global, terutama dalam industri strategis seperti teknologi informasi dan komunikasi. (***)