Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa Indonesia saat ini masih berada dalam fase kemarau basah, meskipun sebagian besar wilayah secara bertahap mulai memasuki musim kemarau.
BMKG: Indonesia Masih Alami Kemarau Basah

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa masa peralihan atau pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau umumnya berlangsung pada Maret hingga Mei. Sementara itu, mulai Juni hingga Agustus mendatang, diperkirakan sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami musim kemarau secara penuh.
“Gerak semu matahari yang berada di sekitar 10 hingga 12 derajat lintang utara menyebabkan pemanasan perairan Indonesia. Akibatnya, penguapan dan kelembaban meningkat sehingga memicu hujan, terutama pada sore atau malam hari,” ujar Guswanto, Jumat (23/5/2025).
Fenomena ini menjelaskan mengapa meski sudah memasuki awal kemarau, hujan lokal masih kerap terjadi di sejumlah daerah, khususnya pada waktu-waktu tertentu.
Dalam menghadapi dinamika cuaca yang masih fluktuatif, BMKG mengimbau masyarakat untuk aktif memantau prakiraan dan peringatan dini cuaca, khususnya sebelum melakukan perjalanan jauh atau aktivitas di luar ruangan.
BMKG menyatakan telah mendistribusikan informasi prakiraan cuaca secara berkala melalui 197 Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang tersebar di 38 provinsi di seluruh Indonesia.
“Hasil analisis disebarkan lewat kerja sama dengan Kominfo, BPBD, BNPB, dan komunitas lokal seperti nelayan dan relawan,” jelas Guswanto.
“Dengan kesiapsiagaan ini, diharapkan masyarakat bisa lebih sigap menghadapi bencana dan dampak cuaca ekstrem dapat diminimalkan,” tambahnya.
BMKG menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat sistem peringatan dini guna meningkatkan resiliensi masyarakat terhadap potensi bencana cuaca, baik yang disebabkan oleh hujan deras, angin kencang, maupun kekeringan di musim kemarau. (***)