Oke, kita bahas topik yang kadang bikin orang malu bertanya tapi penasaran setengah mati: berhubungan saat haid. Yap, ini topik yang sering banget jadi perdebatan, baik dari sisi medis, kesehatan, bahkan pandangan Islam. Nah, daripada kebanyakan asumsi, mending kita bahas dengan santai tapi tetap informatif ya.
Bolehkah Berhubungan Saat Haid? Ini Dampaknya untuk Kesehatan!

Apa Itu Berhubungan Saat Haid?
Sebelum kita masuk ke dampaknya, yuk luruskan dulu: berhubungan saat haid itu maksudnya adalah melakukan aktivitas seksual saat pasangan perempuan sedang menstruasi. Terdengar biasa aja? Tapi percayalah, banyak banget orang yang masih bingung tentang ini.
Dan pertanyaannya pun beranak-pinak: Apakah aman? Apakah bisa menyebabkan penyakit? Atau… apakah berhubungan saat haid bisa menyebabkan kehamilan?
Fakta Medis: Risiko dan Manfaatnya
Oke, kita mulai dari sisi medis dulu. Kata dokter kandungan dr. Boyke Dian Nugraha, berhubungan saat haid itu sebenarnya tidak dianjurkan secara medis, tapi bukan berarti dilarang keras. Kenapa? Karena risiko infeksi lebih tinggi.
“Darah haid bisa jadi media subur bagi bakteri. Jadi, peluang terkena infeksi menular lebih tinggi,” – dr. Boyke
Risiko Kesehatan:
- Infeksi Saluran Kemih (ISK): Bakteri dari darah bisa masuk ke saluran kemih.
- Endometriosis: Meski belum terbukti 100%, beberapa studi mengaitkan aktivitas seksual saat haid dengan endometriosis.
- Penyakit Menular Seksual (PMS): Kalau salah satu pasangan punya PMS, risiko penularan meningkat saat haid.
Tapi Ada Juga yang Bilang…
Ada sebagian ahli yang bilang, kalau dilakukan dengan bersih dan pakai pengaman, risikonya bisa ditekan. Plus, ada pasangan yang merasa lebih intimate karena suasana lebih santai dan tanpa tekanan.
Pandangan Islam Soal Berhubungan Saat Haid
Nah, sekarang kita masuk ke ranah yang sering jadi sorotan juga: pandangan Islam tentang berhubungan saat haid.
Menurut QS. Al-Baqarah ayat 222:
“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: Haid itu adalah suatu kotoran. Maka jauhilah wanita di waktu haid…”
Artinya? Jelas ya, Islam melarang hubungan seksual saat haid. Tapi bukan berarti nggak boleh ngobrol, bercanda, atau mesra-mesraan. Selama nggak sampai penetrasi, itu masih boleh kok.
Jadi, dari sisi agama, lebih baik menahan diri dulu. Selain demi kesehatan, juga untuk menjalankan perintah agama.
Apakah Berhubungan Saat Haid Bisa Hamil ?
Oke, ini dia yang sering bikin orang terkejut: apakah bisa hamil saat haid? Jawabannya: YES, bisa!
Gini logikanya. Spermatozoa bisa hidup di dalam tubuh perempuan selama 3-5 hari. Jadi, kalau kamu berhubungan di hari-hari akhir haid dan si ovulasi datang lebih awal… boom, bisa terjadi pembuahan!
“Jangan pernah menganggap haid adalah masa bebas hamil. Tubuh manusia itu penuh kejutan,” – dr. Meta Hanindita, Sp.A
Manfaat Psikologis? Ada, Tapi Harus Sepakat!
Meskipun risikonya ada, tapi nggak sedikit pasangan yang justru merasa lebih dekat secara emosional saat berhubungan di masa haid. Alasannya?
- Nggak terburu-buru
- Komunikasi lebih jujur
- Bisa jadi bentuk empati
Tapi inget, ini harus atas dasar sama-sama sepakat. Jangan ada paksaan. Kalau pasanganmu nggak nyaman, ya jangan dilanjut. Simple.
Tips Aman Kalau Tetap Mau Coba
Kalau kalian berdua udah yakin mau mencoba, minimal lakukan dengan aman ya. Berikut beberapa tips:
1. Gunakan Kondom
Ini penting banget buat mencegah infeksi dan menjaga kebersihan.
2. Pilih Hari Terakhir Haid
Risikonya lebih kecil dibanding hari pertama atau kedua.
3. Siapkan Handuk dan Jangan di Kasur
Ini bukan film romantis. Lebih baik siap sedia handuk, dan jangan main di tempat tidur kalau nggak mau ribet bersih-bersih.
4. Bersihkan Diri Setelahnya
Kebersihan itu separuh dari iman, katanya. Ya, mandi bareng bisa jadi solusi romantis sekaligus higienis.
Pilihan Ada di Tangan Kamu
Pada akhirnya, keputusan buat berhubungan saat haid itu balik lagi ke kamu dan pasangan. Medis bilang risikonya ada, agama menyarankan jangan, tapi secara psikologis, beberapa pasangan merasa lebih dekat.
Yang penting, komunikasi dan saling pengertian jadi kunci utama. Jangan hanya mikirin nafsu, tapi pikir juga soal resikonya.
Dan ingat, setiap pasangan punya dinamika sendiri. Jadi, nggak perlu ikut-ikutan atau membandingkan dengan orang lain.