Menu

Beranda/Teknologi/Komdigi Dorong Literasi Digital di Tengah Lonjakan Penggunaan AI

Komdigi Dorong Literasi Digital di Tengah Lonjakan Penggunaan AI

(Diperbarui: 20 Juni 2025)
SW
Ghallaby Zasy
Rusdimedia.com
Komdigi Dorong Literasi Digital di Tengah Lonjakan Penggunaan AI

Bonifasius Wahyu Pudjianto, Kepala Badan Pengembangan SDM Komdigi dalam acara Ngopi Bareng di gedung Komdigi, Jakarta, Jumat (20/6). Foto: Aditya Panji/kumparan

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mendorong masyarakat Indonesia untuk meningkatkan literasi dan kecerdasan digital di tengah pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Komdigi menilai, pemahaman mendalam terhadap teknologi digital menjadi sangat krusial agar masyarakat tidak kehilangan daya kritis dalam menghadapi arus otomatisasi.

Ad Loading...

Kepala Badan Pengembangan SDM Komdigi, Bonifasius Wahyu Pudjianto, menjelaskan pentingnya menjaga kecerdasan digital sebagai penyeimbang kemudahan yang ditawarkan AI. Ia menekankan bahwa ketergantungan terhadap AI dapat menurunkan kemampuan analitis dan logis seseorang.

“Kalau kita sudah tanya AI, jawaban AI dianggap the best one, padahal bukan. Itu adalah tools yang bergantung pada data. Data ini harus benar-benar valid,” ujar Bonifasius dikutip dari Kumparan.

Peringatan Bonifasius bukan tanpa dasar. Ia merujuk pada penelitian Microsoft yang dipublikasikan di jurnal Nature pada April 2024. Studi tersebut meneliti kelompok pekerja kantoran yang diminta menyusun laporan bisnis, sebagian dibantu oleh Copilot AI, sebagian lainnya bekerja secara mandiri. Hasilnya, kelompok yang menggunakan AI memang bekerja lebih cepat dan merasa puas dengan hasilnya. Namun, kemampuan berpikir kritis mereka justru menurun karena cenderung menerima saran AI tanpa proses evaluasi lebih lanjut.

Penulis utama studi tersebut, Dr. Daniel Wilson dari Microsoft Research, menyebut fenomena ini sebagai automation bias atau bias otomatisasi. Ketika kepercayaan terhadap mesin meningkat, kemampuan manusia untuk mengkritisi informasi melemah.

“Kalau AI membuat kesalahan, pengguna sering tidak menyadarinya,” tegasnya.

Melihat tren ini, Komdigi saat ini sedang menyusun roadmap nasional kecerdasan buatan yang dirancang bersama berbagai pemangku kepentingan. Dokumen ini diharapkan menjadi pijakan penting untuk menyusun regulasi yang menjaga agar pemanfaatan AI tidak berdampak negatif bagi masyarakat.

Meski sebelumnya Menteri Komdigi, Meutya Hafid, menargetkan roadmap AI rampung pada Juni 2025, Bonifasius mengindikasikan bahwa prosesnya masih berjalan dan kemungkinan besar tidak selesai sesuai target.

“Saat ini kami masih membahas banyak aspek krusial. Roadmap ini penting agar pengembangan AI memiliki arah yang jelas dan menjamin keselamatan serta etika dalam penerapannya,” tutup Bonifasius.

Dengan upaya ini, Komdigi berharap masyarakat Indonesia dapat menjadi pengguna AI yang cerdas dan bertanggung jawab, serta tidak kehilangan kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi era digital yang semakin kompleks. (***)

Ad Loading...

Bagaimana reaksi Anda?

Tinggalkan Komentar

Ad Loading...