Bandar Lampung, 17 April 2025 — Politikus senior asal Lampung, H. Noverisman Subing, SH., MH., secara mengejutkan mengumumkan pengunduran dirinya dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Keputusan tersebut ia ambil setelah merasa tak lagi sejalan dengan gaya kepemimpinan Ketua DPW PKB Lampung, Chusnunia Chalim alias Nunik, yang ia nilai semakin menyerupai seorang CEO perusahaan keluarga.
Tak Tahan Gaya Kepemimpinan “Keluarga Besar” Ala Nunik, Kanjeng Mundur dari PKB

“Saya bukan dipecat, saya mengundurkan diri. Kenapa? Karena saya nggak cocok dengan cara Nunik main politik. Bukan partai, ini udah kayak grup WhatsApp keluarga besar,” ungkap Kanjeng, Kamis (17/04/2025) dikutip dari Pembaruan.id.
Pernyataan ini menegaskan bahwa hengkangnya Kanjeng bukan karena pemecatan, melainkan keputusan pribadi yang didasari kekecewaan atas praktik politik internal partai.
Kritik Terhadap Mekanisme Penentuan Caleg
Dalam kesempatan yang sama, Kanjeng, yang akrab disapa Kanjeng, menyoroti proses penentuan calon legislatif (caleg) di tubuh PKB yang ia nilai tidak sehat dan penuh nepotisme. Ia mengungkapkan bahwa dalam penyusunan daftar caleg, keluarga dekat Nunik mendapat posisi strategis tanpa mempertimbangkan suara akar rumput atau kepatutan.
“Waktu penyusunan caleg, iparnya Nunik tiba-tiba mau nyelonong jadi caleg Dapil Lampung 8 nomor urut 1. Kiai-kiai protes, suara DPC juga nolak, tapi ya sudahlah, toh yang pegang kendali bukan mereka,” tutur Kanjeng.
Ia bahkan menyebut penempatan nomor urut caleg seperti “lelang jabatan yang hanya diikuti oleh keluarga inti”.
Sindiran Tajam: “Kandungan Sendiri” Jadi Caleg
Tak hanya menyentil soal ipar, Kanjeng juga menyindir fenomena pencalonan anggota keluarga lain secara ekstrem. Ia menyebut ada seorang bupati yang mencalonkan “kandungan sendiri”—ungkapan sindiran untuk menggambarkan dominasi total keluarga dalam pencalonan politik.
“Siapa lagi yang bisa dipercaya selain darah daging sendiri, bukan?” ucapnya dengan nada satir.
Pemecatan Kader Tanpa Dialog
Lebih lanjut, Kanjeng mengkritisi pemecatan mendadak terhadap salah satu kader perempuan, Binti Amanah, yang disebut dilakukan tanpa klarifikasi atau dialog. Ia menilai tindakan tersebut terburu-buru dan tidak sesuai prosedur.
“Binti sampai kaget. Katanya belum pernah diajak bicara. Tapi ya itu tadi, siapa suruh bukan keluarga,” ujarnya tajam.
Menurutnya, bahkan sebelum Binti sempat menyampaikan keberatan, isu pergantian antar waktu (PAW) sudah berembus di internal partai.
“Cepat sekali. Mungkin ada SOP kilat untuk kader yang tak punya hubungan darah,” katanya.
Akhiri Karier Politik di PKB Sejak Lama
Kanjeng mengaku bahwa pengunduran dirinya bukan sesuatu yang mendadak. Ia menyatakan telah menyampaikan pengunduran diri sejak 6 Agustus 2004, namun baru kini berbicara terbuka kepada publik.
“Saya nggak sanggup ikut nonton sinetron ‘Dinasti PKB’ episode berikutnya,” ungkapnya dengan senyum tipis.
Belum Ada Respons dari PKB
Hingga berita ini ditayangkan, belum ada tanggapan resmi dari DPW PKB Lampung maupun dari Chusnunia Chalim. Upaya konfirmasi yang dilakukan kepada pihak terkait belum membuahkan hasil. Sementara itu, situasi internal PKB Lampung masih menjadi sorotan berbagai pihak, khususnya terkait tuduhan nepotisme yang disampaikan oleh salah satu tokoh seniornya sendiri. (***)