Seekor sapi kurban milik Presiden Prabowo ditemukan mati mendadak di Desa Kebun Sari, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Kematian hewan jenis simental ini terjadi pada Kamis pagi (15/5/2025) dan menimbulkan sorotan serius terkait pentingnya pengawasan kesehatan hewan menjelang Iduladha.
Sapi Kurban Presiden Prabowo Mati Mendadak, Diduga Keracunan

Sapi jantan berbobot besar tersebut diketahui telah disiapkan sebagai hewan kurban Presiden dan rencananya akan dikirim ke Kabupaten Mamuju untuk disembelih pada Hari Raya Iduladha. Namun rencana itu berubah setelah hewan bernilai sekitar Rp125 juta tersebut ditemukan tak bernyawa di kandangnya.
Pemilik sapi, Dedi Irawan, mengaku tak melihat tanda-tanda mencurigakan sebelumnya.
Artikel Terkait:

Desa Batur Banjarnegara Banjir Kurban: 720 Hewan Disembelih
“Kami masih sempat beri pakan pagi tadi, tidak ada tanda-tanda sakit. Tiba-tiba saja ambruk dan tidak tertolong,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Kematian sapi itu terjadi sekitar pukul 09.00 WITA, hanya beberapa jam setelah diberi pakan dan dimandikan seperti biasa. Dugaan awal mengarah pada kemungkinan keracunan, namun penyebab pasti masih menunggu hasil pemeriksaan dokter hewan yang dilakukan oleh tim dari Dinas Peternakan Kabupaten Polewali Mandar.
Menanggapi insiden ini, Kepala Dinas Peternakan setempat menegaskan pihaknya akan meningkatkan pengawasan kesehatan hewan kurban, khususnya menjelang Iduladha yang tinggal menghitung minggu.
“Pemeriksaan kesehatan rutin sebelum pengiriman maupun saat karantina hewan sangat penting. Ini juga bentuk jaminan kepada masyarakat bahwa hewan kurban aman dikonsumsi,” tegasnya.
Meski sapi tersebut telah dinyatakan mati, Dedi masih sempat melakukan penyembelihan secara cepat sesuai ketentuan syariat, tepat sebelum hewan benar-benar mati total, agar tetap sah sebagai kurban dalam hukum Islam.
Kematian sapi kurban milik orang nomor satu di Indonesia ini menyoroti urgensi pengetatan pengawasan dan standar kesehatan hewan kurban. Kasus ini juga menjadi pengingat bahwa praktik penyembelihan hewan memerlukan perhatian bukan hanya dari sisi religius, namun juga aspek kesehatan, keamanan pangan, dan kesejahteraan hewan. (***)