Washington, D.C. – CEO Meta, Mark Zuckerberg, memberikan kesaksian selama lebih dari 10 jam dalam persidangan besar terkait gugatan antitrust yang diajukan oleh Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat (FTC). Di ruang sidang, Zuckerberg membela akuisisi Instagram dan WhatsApp oleh perusahaannya, dan menolak klaim bahwa Meta membangun monopoli ilegal di sektor media sosial.
Mark Zuckerberg Diperiksa dalam Gugatan Antitrust: “Kami Bukan Monopoli, Kami Berkembang”

CEO Meta Mark Zuckerberg, kiri, tiba di pengadilan federal di Washington, DC pada hari Rabu untuk sidang gugatan antimonopoli Komisi Perdagangan Federal. Kent Nishimura/Bloomberg/Getty Images
Dalam kesaksiannya dikutip dari CNN, Zuckerberg mengungkap kekhawatirannya sejak lama terhadap potensi pemisahan unit bisnis seperti Instagram. “Seiring meningkatnya seruan untuk membubarkan perusahaan teknologi besar, kemungkinan non-trivial bahwa kami akan dipaksa memisahkan Instagram dan mungkin juga WhatsApp dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan,” tulisnya dalam sebuah surel internal tahun 2018 yang dipresentasikan di pengadilan.
Ketakutan Akan Persaingan, Bukan Dominasi
Dokumen yang diajukan FTC juga mengungkapkan bahwa sebelum mengakuisisi dua platform tersebut, Zuckerberg melihat mereka sebagai ancaman serius terhadap dominasi Facebook.
Pada 2011, ia mengakui bahwa Instagram berkembang jauh lebih cepat dibandingkan layanan internal Facebook seperti Facebook Camera. Dalam email kepada mantan COO Sheryl Sandberg, ia menulis: “Messenger tidak bisa mengalahkan WhatsApp. Instagram tumbuh jauh lebih cepat daripada kita, makanya kita harus membelinya.”
Meta membeli Instagram pada April 2012 dengan nilai USD 1 miliar dan mengakuisisi WhatsApp dua tahun kemudian dengan harga fantastis USD 19 miliar. Zuckerberg menegaskan, akuisisi ini justru memberikan manfaat bagi pengguna karena meningkatkan performa dan inovasi kedua platform tersebut.
Facebook Tak Lagi Tempat Berteman
FTC menuduh Meta menguasai pasar media sosial berbasis pertemanan dan keluarga, sesuatu yang menurut Zuckerberg kini mengalami perubahan besar. Ia mengungkap bahwa aktivitas “menambah teman” dan “berbagi dengan teman” di Facebook mengalami penurunan signifikan.
“Jumlah orang yang menambah teman baru dan berbagi dengan teman di Facebook terus menurun,” ujarnya.
Sebaliknya, tren baru justru mengarah pada peningkatan interaksi melalui pesan pribadi. “Pertumbuhan terbesar sekarang terjadi di ranah perpesanan.”
YouTube, Ancaman yang Nyata
Di luar tekanan dari TikTok dan Snapchat, Zuckerberg juga menyoroti YouTube sebagai pesaing utama dalam perebutan perhatian generasi muda. Berdasarkan data Pew Research, sembilan dari sepuluh remaja di AS menggunakan YouTube, sementara penggunaan Facebook mengalami penurunan drastis dalam satu dekade terakhir.
“Orang-orang kini lebih memilih bentuk media yang lebih kaya seperti video. Dan YouTube adalah yang paling kompetitif untuk para kreator konten,” ungkapnya.
Zuckerberg bahkan mengakui bahwa pengguna menghabiskan lebih banyak waktu di YouTube dibandingkan Facebook dan Instagram secara gabungan.
Pertaruhan Besar untuk Masa Depan Meta
Persidangan ini menjadi pertaruhan besar bagi Meta. Jika FTC memenangkan gugatan, Meta berpotensi dipaksa untuk memisahkan Instagram dan WhatsApp – dua dari empat platform sosial paling populer yang saat ini berada di bawah naungan Meta.
Dalam pembelaannya, Zuckerberg menegaskan bahwa persaingan di dunia digital sangat dinamis dan keputusan akuisisi dilakukan untuk menjaga daya saing, bukan membentuk monopoli. Ia menekankan bahwa perusahaannya harus terus berinovasi agar tidak ditinggalkan oleh tren dan pesaing baru.
“Industri ini bergerak sangat cepat. Jika kita tidak berevolusi, kita tertinggal,” tegasnya.
Sidang masih berlangsung dan diperkirakan akan terus menarik perhatian publik serta industri teknologi global karena implikasinya yang luas terhadap masa depan regulasi teknologi dan definisi modern tentang monopoli digital.