RUSDIMEDIA – Website resmi Universitas Lampung (Unila) kembali menjadi sasaran peretasan oleh pihak tak bertanggung jawab. Kali ini, laman kampus tersebut disusupi konten promosi situs judi online, yang menimbulkan keprihatinan di kalangan akademisi dan masyarakat.
Website Universitas Lampung Kembali Diretas : Harus Ada Evaluasi Serius!

Serangan siber ini bukan kali pertama terjadi. Meski pihak kampus telah berulang kali melakukan perbaikan dan pencarian celah keamanan (backdoor), website Unila tetap rentan terhadap serangan hacker.
Pakar Keamanan: Unila Harus Evaluasi Sistem Keamanan
Pakar keamanan siber, Ahmad Fadhil, menilai bahwa kasus ini mencerminkan kelemahan dalam pengelolaan sistem keamanan website Unila.
“Jika sebuah situs diretas berulang kali meski sudah diperbaiki, berarti ada celah yang belum benar-benar ditutup. Ini bisa terjadi karena konfigurasi yang lemah, kurangnya pembaruan sistem, atau bahkan ada insider threat,” ujarnya kepada media, Selasa (26/3).
Menurut Fadhil, peretasan semacam ini bukan sekadar masalah teknis, tetapi juga menyangkut citra institusi akademik di mata publik. Ia juga menjelaskan bahwa hampir seluruh subdomain website Unila sudah diretas dan dimanfaatkan untuk mempromosikan situs judi online.
“Universitas adalah lembaga pendidikan yang seharusnya menjadi contoh dalam penerapan keamanan digital. Jika situsnya terus-menerus dijebol, bagaimana mahasiswa bisa percaya pada keamanan data mereka?” kritiknya.
Kritik Pedas dari Mahasiswa dan Alumni
Kejadian ini juga memicu reaksi keras dari mahasiswa dan alumni. Beberapa dari mereka mengungkapkan kekesalannya di media sosial.
“Sudah berkali-kali kena hack, tapi kok masih jebol juga? Memalukan! Apa pihak IT kampus tidak serius menangani ini?” tulis akun X @LampungMuda.
Seorang alumni Unila, Evan (29), juga menyayangkan lemahnya sistem keamanan website kampusnya.
“Setiap kali saya mau akses info akademik, sering muncul situs aneh. Ini kan bahaya, jangan sampai data mahasiswa juga ikut bocor,” katanya.
Pihak Kampus Diminta Bertindak Tegas
Hingga berita ini diturunkan, pihak Universitas Lampung belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini. Namun, beberapa pihak mendesak agar kampus segera menggandeng pakar keamanan siber profesional untuk mengaudit sistem mereka.
“Jangan cuma tambal sulam. Harus ada langkah serius, termasuk mengganti sistem jika perlu, agar tidak terus menjadi bulan-bulanan hacker,” ujar Fadhil.
Dengan meningkatnya ancaman siber di dunia pendidikan, insiden ini menjadi pengingat bagi institusi lain untuk lebih serius dalam memperkuat keamanan digital mereka. (***)