Sebuah pesawat kargo militer China jenis Y-20 mengejutkan Israel setelah berhasil mendarat di Bandara Internasional Rafic Hariri, Beirut, Lebanon, pada 29 April 2025. Pesawat angkut berat itu diketahui membawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza, wilayah yang hingga kini masih berada dalam kondisi kritis akibat blokade yang diberlakukan oleh Israel.
Israel Terkejut, Pesawat Militer China Mendarat di Lebanon Bawa Bantuan untuk Gaza

Kehadiran pesawat Y-20 milik Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China tersebut memicu kekhawatiran di kalangan pejabat tinggi Israel. Mereka menilai langkah ini berpotensi menandai keterlibatan militer China di kawasan Timur Tengah yang selama ini dikenal sangat sensitif secara geopolitik.
Menurut sumber diplomatik regional, pengiriman bantuan ini menandai sinyal kuat dari Beijing mengenai kepeduliannya terhadap krisis kemanusiaan di jalur Gaza. Namun, bagi Israel, langkah tersebut juga dapat dibaca sebagai ekspansi pengaruh strategis China di kawasan yang selama ini didominasi oleh kekuatan Barat.
Pesawat Y-20 menempuh perjalanan sekitar 6.000 kilometer, melintasi beberapa negara, dengan rute yang mencakup persinggahan di Abu Dhabi sebelum menuju Mesir dan akhirnya mencapai Lebanon melalui Laut Mediterania. Rute tersebut tergolong tidak lazim, mengingat ketatnya pengawasan udara yang diberlakukan oleh Israel dan Mesir terhadap akses masuk ke Gaza.
Meski kedua negara tersebut telah meningkatkan patroli udara dan pengetatan pengawasan untuk mencegah bantuan internasional yang tidak mereka restui, pesawat China dilaporkan berhasil melintasi jalur tersebut tanpa hambatan berarti.
Situasi ini menjadi sorotan tajam di kalangan analis militer dan diplomatik internasional. Mereka menilai bahwa kehadiran militer China, meski dalam konteks kemanusiaan, menunjukkan sinyal geopolitik yang lebih besar — bahwa Beijing mulai aktif memainkan peran di wilayah konflik yang selama ini menjadi ranah dominasi kekuatan Barat dan sekutunya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah China terkait misi kemanusiaan tersebut, maupun dari otoritas Lebanon mengenai izin pendaratan pesawat militer asing di wilayah mereka. (***)